Dulu anya tak punya siapa siapa ketika kami masih di bangku sekolah. Ia hanya memiliki aku dan ayah yang kesibukan nya selalu memaksanya untuk meninggalkan anya sendiri di rumah bahkan dalam keadaan demam sekali pun
Dan itu lah saat di mana peran ku
sebagai sahabat akan sangat di butuh kan. Ayah nya akan datang kerumah ku dan meminta ijin pada ayah dan ibu ku agar aku bisa menemani anak nya yang sedang demam di kamar nya sendiri.
Dan saat itu lah ritual itu menjadi sebuah kebiasaan. Anya selalu takut menulari ku. Dan ia tak pernah membiarkan ku untuk terlalu dekat dengan nya selain menggengam tangan nya. Dan saat itu aku yang merasa khawatir dengan kesehatan nya. Akhir nya memutuskan untuk menggem tangan nya dan tidur di sebelah nya meski pada akhir nya kami berdua akan tidur di sisi paling ujung tempat tidur nya yang terasa besar saat kami kecil hingga kami benar benar sampai tertidur.