Alya side.
Gadis tampak terpuruk dalam pilihan pilihan yang bahkan tak bisa ia pilih. Air hujan di jalanan ibu kota tak membuat nya menjadi sepi.
Masih banyak langkah kaki yang memilih membiarkan nya basah demi cepat sampai di rumah.
Masih ada kepul dari kompor kompor penjual nokturnal yang tak ada pilihan lain selain tetap menyalakan kompor nya untuk kemungkinan Tuhan akan memberi rejeki untuk nya malam ini meski langit sedang menangis.
Meski mereka bilang cinta hanya bualan yang tak memiliki tujuan jelas. Namun bagi ku gadis adalah tujan yang teramat jelas untuk di raih.
Aku akan melakukan apa pun hanya agar ia tetap menatap ku. Meski itu hanya satu matanya, aku tak perduli
"Kamu boleh mencari pacar laki laki selama kita masih di sini" Ujar ku sambil mengutuk setiap tetes yang membentur jendela mobil ku.
Saat aku mengobrol bersama bang Arya tadi. Saat aku melihat ibu saat aku terkepung dengan kehangatan rumah nya.