Chereads / Samaran Dan Pemikiran / Chapter 2 - ULAR NAGA DAN MAYAT DI RAWA.

Chapter 2 - ULAR NAGA DAN MAYAT DI RAWA.

Di pagi hari Sagiri menjenguk sepupu Dea di rumah sakit

Sambil membawa bunga, pulang setelah dari rumah sakit malam nya Sagiri akan menemui ular raksasa, yang merupakan roh penjaga gunung di prefektur sebelah, sekitar sepuluh hari yang lalu salah satu bawahannya my mengunjungi Sagiri. Dan katanya ular penjaga itu sangat terganggu, dan sampai tidak bisa tidur di malam hari.

Malam nya Sagiri pergi ke gunung tempat ular itu, sesampainya nya di sana Sagiri di kejutkan dengan ular setengah naga yang bersinar dari rawa, ular itu pun berbicara kepada Sagiri

"Terima kasih sudah berkenan datang untuk menemui saya, Putri"

"Tidak masalah, itu tugas saya. Tidak usah mengucapkan terima kasih."

Ular itu pernah di anggap sebagai dewa air oleh manusia sudah lama manusia menyembah ular itu sebagai dewa air. Mereka juga membuat kuil penyembahan di dekat rawa dan sekarang sudah di lupakan, dan ular itu mengirim bawahan untuk memanggil Sagiri.

Ular itu pernah di rumor kan sebagai ular pemakan manusia. Tapi manusia itu tidak enak, dan manusia sering menyebabkan masalah. Ular itu bercerita kepada Sagiri karena ada mayat yang di temukan di rawa ini.

"Mengapa manusia itu mau repot repot membuang mayat ke rawa ini? Saya ingin mendengar alasan yang tepat!!" Ucap ular itu kepada Sagiri

Sagiri pun bercerita kepada ular itu, sekitar sebulan lalu, 25 November, 14.00 ditemukan mayat mengapung di rawa oleh kedua orang yang ingin mencari bahan makanan. Karena ada luka tusukan di dada nya, dia dibunuh seseorang.

Tapi setelah beberapa hari mayat itu ditemukan, karena tidak ada ponsel ataw kartu identitas di tubuh nya, mereka tidak bisa mengidentifikasinya.

Udin samsudin, 35 tahun. Dia bekerja di sebuah perusahaan besar. Akhirnya, seorang wanita 30 th ditangkap sebagai tersangka, Tania fanesa.

Tidak salah lagi. Dia mengakui tindakan nya, meski masih banyak misteri, mereka berusaha mengumpulkan bukti. Kasus itu bisa di katakan hampir selesai, dia membuang Mayat itu kesini untuk menyembunyikannya, atau mungkin untuk menunda penuaannya.

Ular itu pun berkata:

"Tidak itu bukan untuk menyembunyikan nya, saya kebetulan melihatnya.... Di rawa yang menjadi tempat saya minum ini, membuang mayat adalah tindakan yang tidak benar, tapi sering ada tubuh binatang yang mengapung dan manusia yang membuang sampah.

Karena itu. Saya menyuruh para roh disini untuk membersihkannya secara teratur. Ah itu memang bagus tapi saya merasa kurang puas tanpa memberikan pemberat wanita itu menjatuhkan mayat nya ke rawa. Karena mayat itu mengapung dan segera ditemukan. Apalagi wanita itu mengatakan sesuatu dengan jelas. (Kuharap mayat nya segera ditemukan) meski ia repot-repot membawa mayat itu kesini, dia malah berharap Mayat nya segera ditemukan."

Sagiri pun menjawab

"Sekilas tindakan ny tidak masuk akal, ya."

"Ya itu benar sekali." Ucap si ular

"Wanita yang membawa mayat dan menaiki gunung malam malam itu pasti berat. Polisi merasa ragu dan bertanya kepadanya. (Kenapa anda repot-repot membawa mayat ke rawa?) Tersangka, Tania mengatakan ini...(ada ular raksasa di rawa itu, dan kudengar dia pernah memakan manusia, jadi ku pikir dia akan memakan mayat itu.) Karena kata kata nya yang tidak rasional, dia bahkan muncul di koran."

"Saya juga melihat pengakuan itu." Ucap si ular

"Rumah keluarga Tania ada di bawah gunung ini. Mungkin dia mempercayai ular pemakan manusia itu saat kecil. Lalu, sambil putus asa dia membawa mayat itu sendiri ke sini... Bukan karena alasan tertentu. Dia ingin menyembunyikan mayatnya. Bukan mengubur atau menenggelamkan nya, tapi dia ingin anda memakan nya."

"Kalau begitu, bagai mana dengan kata-kata wanita itu saat membuang mayatnya?"

"Meski mayat nya di buang ke sini, dia berharap Mayat nya ditemukan seseorang. Artinya bukan seperti itu. Dia berharap anda menemukan mayat itu."

"Tidak" ucap si ular sambil membentak

"Meski saya menemukan mayatnya saya belum tentu memakan nya. Jika wanita itu ingin melenyapkan mayat nya... Kuharap mayat nya bisa di makan. Pati dia mengatakan itu."

"Meski tubuhnya besar, ternyata penjaga ini sangat detail" kata sagiri di dalam hati.

"Ini menimbulkan pertanyaan yang lain, kenapa wanita itu memalsukan pengakuan nya?"

"Sepertinya ini akan lama" ucap Sagiri dalam hati.

"Mungkin untuk menyembunyikan alasan sebenarnya yang sebenarnya atas tindakan nya."

"Benar saya ingin mendengar alasan yang memuaskan"

Semua di mulai 5 tahun yang lalu. Tania memiliki kekasi bernama Revsan, tapi dia meninggal dengan wanita yang berbeda dengan rekan kerja nya dalam keadaan bunuh diri bersama. Revsan bekerja di apartemen akutansi perusahaan konstruksi besar, tapi setelah dia meninggal terungkap bahwa dia menggelapkan banyak uang.

Revsan tidak bisa menyembunyikan fakta itu, menyiakan wanita itu untuk mati bersama nya.

Tania sangat terluka dia kembali ke rumah keluarga nya di bawah gunung Putri. Dia menyendiri selama 2 tahun, tapi akhirnya dia menemukan pekerjaan di dekat rumah dan mulai bangkit kembali. Saat itulah, semuanya terjadi... 21 November tahun ini, di hari jumat, sekitar pukul 19.30 Udin samsudin berkunjung ke rumah Tania.

Udin meminta maaf ke Tania atas kejadian 5 tahun lalu.

Udin adalah rekan kerja Revsan, jadi Tania tau na dan wajah nya, Udin berkata pada Tania

"Akulah yang membunuh Revsan. Dan aku yang menggelapkan uang nya. Revsan dan wanita itu sadar lalu memperingatkanku, kalau aku tidak mengaku, masalah ini akan di sebarkan. Karena itu aku membunuh mereka."

Rencana Udin berjalan dengan lancar. Dia lolos dari kasusu itu, dan dia bisa hidup dengan damai. Tapi tahun ini, di mengalami banyak kemalangan. Dia membuat kesalahan yang besar di perusahaan. Selain itu, ada tumor ganas di tubuhnya. Serangakaian kejadian yang tak terduga.

Udin berpikir kalau itu adalah karma atas tindakannya lima tahun lalu, jadi mengunjungi rumah tania untuk menebus dosa. Jika dia mengaku, dia berpikir kalau dia bisa lepas dari beban masa lalu nya dan si dia berpikir kalau dia bis selamat.

Selama investigasi kasus penggelapan uang dan bunuh diri itu kembali muncul dan orang orang yang berhubungan dengan, Tania. Hidup di bawah gunung dimana mayat itu ditemukan, semua nya terhubung.

Keesokan harinya, sabutu tanggal 22. Karena ada hujan tidak ada orang yangke gunung, jdi tubuh nya di temukan dua hari setelahnya, Tanggal 23.

"Polisi sering datang ke rawa Ahir Ahir ini. Sepertinya mereka mencari pisau itu"

"Sepertinya mereka akan kesulitan mencari nya. Jadi penjaga. Apa anda melihat benda lain dibuang bersama mayat tersebut?"

"Saya tidak begitu tahu...."

"Informasi yang saya dapatkan memang terbatas, jadi sata harus mengisi celah dengan imajinasi saya, tapi alasan kenapa tersangka membuang mayat ke rawa adalah alasan yang sederhana"

"Sederhana?"

"Sering kali, itu untuk melindungi tersangka sebenarnya. Tania menerima telepon dari Udin dan berkata kalau ia akan datang. Dia terhubung dengan masa lalu kelam nya. Memangnya dia mau menemuinya sendirian?"

"Itu memang benar."

"Untuk menemui Udin dia ditemani oleh seseorang... Itu bukan sesuatu yang aneh. Benar, mungkin adik Revsan adalah contoh terbaik. Udin berkata kepada adik Revsan kalau dia menghubungi mantan kekasih kakanya. Mungkin dia merasakan firasat buruk dan menghubungi Tania. Setelah mengetahui fakta Kematian kakaknya, dia merasa emosi dan membunuhnya. Tapi di masih memiliki masa depan. Di sisi lain, Tania sudah hidup lama sendirian dan tidak memiliki apapun. Karena itu, dia memutuskan untuk melindunginya. Setelah tersangka sebenarnya menjauh, dia memutuskan untuk membuang mayat itu di rawa. Ada 3 alasan untuk ini. Pertama, menghapus jejak tersangka sebenarnya dengan air yang ada di rawa. Kedua, menciptakan sebuah alibi untuk tersangka."

"Tapi, mengapa wanita itu berharap agar mayat nya bisa segera ditemukan?"

"Karena itu ada alasan ke tiga, Tania ingin menghapus jejak tersangka di rumahnya. Jejak di rumah itu bisa dihapus dengan mudah, tapi bagaimana dengan jejak di luar? Kita tidak tau jejak seperti apa yang tertinggal. Jadi Tania membuang mayat itu ke rawa Anda."

"Apa magsud nya?"

"Apa lagi? Dia ingin melihat hujan turun. Anda dikenal sebagai dewa air, anda dikenal sebagai dewa air. Dan sering dipuja di masa lalu kan? Jika ada hujan, seluruh jejak yang ditinggalkan tersangka, bisa segera menghilang."

"Tunggu sebentar.... Saya dikenal sebagai dewa air dimasa lalu. Selain itu menjatuhkan mayat sebagai persembahan itu mustahil. Memangnya manusia mengharapkan hujan hanya dengan korban mayat kotor? Jika manusia ingin mengorbankan sesuatu, Korbannya harus wanita cantik. Berikan wanita cantik sebagai korban!!"

"Penjaga? Ada 2 jenis ritual hujan. Pertama adalah berdoa kepada yang maha kuasa, itu adalah metode yang ortodoks. Lalu ada metode lain yang membuat dewa air marah, sehingga menurunkan hujan."

"Oh, saya memang pernah mendengar hal itu."

"Seperti nya Anda sangat marah."

"Sungguh tidak bisa di percaya. Keesokan harinya memang turun hujan, ya."

"Baiklah ini bisa menjelaskan kata-kata dan tindakan wanita itu. Tania Ingin anda menemukan mayat itu dan marah. Karena itu, dia berharap bahwa mayat nya segera ditemukan."

"Tidak, penjelasan itu masih kurang. Seharusnya dia berharap kalau hujan akan turun. Tidak, seharusnya dia berharap kalau ular raksasa akan marah, kan?"

"Tentu saja. Jika ada seseorang yang keluar dari mobil, seseorang akan menyiksanya. Polisi akan menyelidiki nya, untuk menyelidiki adanya tersangka."

"Anda menyangkal kata-kata dengan mudah...."

"Karena itu, tersangkanya adalah Tania sendiri. Sebagian besar pengakuannya memang benar, yang berbeda hanyalah alasan kenapa dia membuang mayat nya ke rawa ini."

Dan disana pun Sagiri di kejutkan dengan kedatangan Dea untuk menyegel dan mengembalikan ular raksasa itu ke alam nya.

"Itukah kekasih Putri? Mengerikan sekali."

"Kau selalu bertindak gegabah"

"Jadi kamu datang, ya. Pertengkaran kekasih bisa di lakukan nanti. Kita harus menyelesaikan keraguan penjaga."

"I-itu benar, putri."

"Bagaimana caranya?"ucap Dea sambil membisikkan pada Sagiri

"Kalau kamu dengar, seharusnya kamu cepat muncul."

"Putri. Apa alasan sebenarnya yang membuat tersangka membuang mayat ke rawa ini?"

Sagiri cuma tersenyum dan melihat kepada ular raksasa itu dan berkata:

"Tersangka, Tania melakukan nya agar sesuatu yang dia cari ditemukan polisi. Di masa lalu dia melempar sesuatu ke rawa dan setelah membunuh Udin, dia pikir kalau dia harus mengambil nya, tapi tidak menemukan sesuatu yang tenggelam di rawa ini adalah sesuatu yang mustahil ditemukan sendirian. Jadi, dia meminjam kekuatan kepolisian, karena katanya dia membuang senjata nya di sini, kemungkinan besar polisi akan menyisir rawa ini."

"Lalu bagai mana dengan bisikan wanita itu?"

"Yang ingin dia temukan bukan lah mayat nya tapi sesuatu yang dia tenggelamkan di rawa dulu. Karena itu sudah lama terjadi tak ada jaminan kalau itu bisa di temukan. Karena itu dia berdoa sambil mengatakan itu. (Kuharap mayatnya bisa segera ditemukan), itulah bisikan yang Anda dengar."

"Tapi kalau begitu dia tidak harus membawa mayat nya ke sini. Dan cukup bilang kalau dia membuang senjata nya kesini kan?"

"Tapi itu bisa menimbulkan keanehan. Untuk melaksanakan rencana nya, kepolisian harus tau insiden itu, menangkap nya sebagai tersangka dan mendengar pelakunya lalu dia membuang senjata nya di rawa. Jadi bagai mana membuat polisi tau tentang insiden itu?"

"Polisi harus menemukan mayat nya"

"Itu benar sekali Dea, lalu bagai mana cara mayat nya ditemukan?"

"Itu..."

"Langsung mengaku begitu saja? Tidak!! Melempar senjata ke rawa adalah tindakan untuk menyembunyikan kejahatan."

"Jadi tersangka tak mungkin mengaku." Ucap Dea

"Benar di rawa yang sering di lewati pendaki ini, mayat itu bisa ditemukan dengan cepat. Lalu saat di interogasi, dia berharap kalau mayat nya di makan ular besar. Dengan begitu, karena keraguan kewarasan nya, dan untuk memastikan kebenaran nya polisi akan melakukan investasi."

"Jadi apa yang ingin di cari wanita itu? Apa yang dia tenggelamkan di rawa?"

"Saya rasa itu berhubungan dengan mantan kekasih nya, setelah insiden 5 tahun lalu saya sara dia membencinya. Tapi itu rencana yang di atur oleh Udin, di tidak tau kalau kekasih nya tidak bersalah. Tania menyesal karna telah membenci kekasih nya."

"Begitu ya? Wajar saja kalau dia ingin menyingkirkan sesuatu yang berhubungan dengan lelaki itu. Lalu dia ingin mengambil nya kembali, tapi bukan kah mencari nya adalah sesuatu yang berlebihan?"

"Benar sekali. Pasca insiden kekasih nya, dia hidup kembali kerumahnya setelah hidup sendiri di kota. Semua yang berhubungan dengan kekasih nya sudah dibuang saat dia pindah. Meski ada sedikit foto atau hadiah itu bisa dibakar atau di Buang"

"Lalu apa yang di buang ke rawa?"

"Benar, mungkin bayi dia yang dia buat bersama kekasih nya."

Ular dan Dea pun shock mendengar nya

"Tak lama setelah kekasih nya tiada dia kembali ke rumah nya, dia sadar dia mengandung anak nya. Saat dia masih belum tau kebenaran nya, dia mengaggapnya anak laki laki penghianat. Meski bayi adalah mahluk tak berdosa dia merasa bingung. Tapi suatu hari dia mengalami keguguran di rumah nya dan sisa janin nya berada di tangan nya. Pasti itu sangat menggangu nya tanpa bilang sendiri pun dan sendirian..... Lalu, bulan lalu, Tania mengetahui kebenaran nya, dan menyesal tindakan nya. Dia berpikir untuk mencari nya dan memakamkan janin itu secara layak. Karena itu dia melakukan rencana agar kepolisian menyisir rawa."

"Jadi anda berpikir janin wanita itu akan ditemukan?"

"Seperti nya tidak, anda sendiri telah mengatakan nya rawa ini diberikan secara rutin, mungkin dia menenggelamkan bayi nya sekitar 4 tahun lalu. Tania melempar mayat kecil ke rawa ini. Agar tidak diketahui dia menaiki gunung saat malam, karena itu dia berpikir untuk membuang mayat laki-laki itu saat malam. Dengan melempar mayat itu kedalam rawa dia ingin mengambil kembali mayat kecil yang dia buang, bukan kah ini sudah menjadi saksi dari kontradiksi yang paling masuk akal?"

"Manusia memang mahluk yang bisa memikirkan hal yang menyeramkan."

"Benar sekali."

"Tidak anda sendiri cukup menyeramkan. Tapi ada yang lebih menyeramkan."

"Gua bunuh lu cacing!!" Ucap dea

"Astaghfirullah, menyeramkan sekali"

Sagiri cuma tersenyum ke arah Dea:)