Pintu Aula telah terbuka lebar.. Para tamu undangan serta sanak keluarga telah memasuki aula dengan tertib, mereka berjalan menuju bangku mereka masing-masing.. sementara Orland memilih untuk beristirahat dan berpikir sejenak di ruang tunggu yang berada tepat di belakang pelaminannya.. hanya melalui pintu rahasia, yang memang di persiapkan oleh pihak hotel…
tok.. tok.. tok.. seseorang mengetuk, Orland pun tau.. sudah waktunya ia keluar dari persembunyiannya..
Berjalan dengan santai, lalu membuka pintu tanpa menoleh dan bertanya pada orang yang mengetuk. Ia duduk dengan rapi di kursi kayu pelaminan berwarna putih itu, lalu ia pun menyender dan menyilangkan kakinya dengan sangat gagahnya.. ia tidak ingin menampilkan raut wajah kesalnya hari ini. Ia tidak ingin membuat semua orang yang berpartisi pasi untuk mengerjainya merasa menang. Sungguh… hatinya kini telah berapi-api.