Chereads / MY...sterious HUSBAND / Chapter 15 - Hitler

Chapter 15 - Hitler

Jam 10 malam desty telah menyelesaikan pekerjaan nya di cafe, kini iya bergegas menuju Hotel X untuk bekerja menjadi waitres minuman di Pub X di hotel tersebut..

Desty tak mengetahui jika hotel X adalah salah 1 hoter bintang 5 milik keluarga darmawan.

Dy bekerja sebagai waitress sudah cukup lama. Tepatnya 10 hari lagi ia akan habis kontrak.. ntah ia akan melanjutkan atau berhenti dari pekerjaan ini. ia masih bingung memikirkan itu.

Di satu sisi ia ingin tetap bekerja disini dikarenakan gaji nya yang lumayan besar, dan dibayarkan setiap hari. Belum termasuk bonus dan tips dari para pengunjung yg begitu sangat menggiurkan.

Disisi lain.. ia takut ketahuan buk rosa jika ternyata ia bekerja di pub dengan pakaian sexy pula. Bakal menjadi mengerikan tiba-tiba nanti buk rosa yang super lembut itu.

Membayangkan wajah bu ros mengamuk saja sudah membuat bulu kuduk desty merinding.

Sampai lah desty di dalam ruang gantinya. Ia mengambil dress mini yang tak lain adalah seragam kerjanya dan menaruh pakaian ganti serta barang-barang nya di dalam loker.

Dengan helaan nafas panjang.. lagi-lagi dy akan mengenakan dress mini yang menampilkan bentuk lekuk tubuhnya dan bagian terburuknya yaitu bagian punggung dress itu yang begitu terbuka.

Namun desti beruntung, ia diperboleh kan mengenakan jaket dengan warna senada. Dan tak lupa, ia pun selalu mengenakan stoking hitam. Ia tak ingin paha mulus putih nya dilihat oleh orang lain.

Sebenarnya teman-teman sekerjanya cukup iri dengan perlakuan pilih kasih dari leader mereka. Namun sang leader yang bernama Madam Niken mempunyai penilaian sendiri.

Madam tau jika desty adalah gadis polos. Selain wajah nya yg cantik tubuh nya yang begitu semok hingga bisa membuat para pengunjung menjadi heboh dan memperebut kan dy untuk sekedar mengirimkan minuman dan menghabiskan waktu bersama mereka, seperti kala pertama desti menjadi waitress dulu. Para pengunjung menggila memperebutkannya.

Karena menghindari kejadian yang sudah pernah membuat pub & bar nya berntakan hingga harus sampai mengusir para pengunjung. Jd Niken mempersilahkan desty mengenakan stoking hitam dan jacker kulit nya.

Semenjak desty bekerja di pub itu, para pelanggan pun banyak yang mendaftar menjadi pelanggan tetap.. dan hampir setiap hari pub itu tak pernah sepi pengunjung. Ruang VIP selalu di penuhi para pria-pria kaya hidung belang. Mereka selalu me-request agar desty yang mengantar kan minuman. Mereka pun bersedia membeli minuman lebih banyak demi bisa bertemu dengan waitress pujaan mereka.

Namun... desty ternyata tidak seperti gadis2 yang lain.. yang begitu mudah disentuh.. begitu mudah menurut asalkan ada uang.

Desty punya cara nya sendiri dalam melayani pelanggan. Namun cara itu hanya diketahui oleh Madam Niken seorang.

Desty telah siap di posisi ia telah berganti pakaian dan mengenakan spatu hak tinggi. Hanya dalam hitungan detik namanya pun dipanggil.. kali ini ia memasuki ruangan VVIP terbesar.. selama desty bekerja di sini, inilah kali pertama ada yang memesan ruangan VVIP tersebut.

Perasaan nya sedikit deg deg an.. ia mendapat info dari bartender jika penghuni VVIP tersebut adalah seorang pria yang garang dan sulit diajak kompromi. dan juga tak lupa ke empat teman-temannya yang begitu mesum..

"Lu hati-hati des.. yang mesen boss besar.. jangan sampai menyinggung nya yah. Bisa2 kita semua kena pecat.. intinya nurut aja oke?" Ucap carlie sang bartender senior yang telah bekerja sedari hotel ini di buka.

"Mas carlie bisa ganti orang aja gak? Jangan desty deh yang layanin orang kayak gitu.. desty ke pelanggan yang udah kenal ama desty aja.."

"G bisa desty.. mereka udah request elu.. tadi mereka minta profil para waitres nah foto elu di tunjuk.. intinya jangan buat masalah.. klo lancar.. bisa-bisa lu pulang bawa duit segepok hari ini., percaya deh ama gue. Jarang-jarang kita kedatangan tamu besar begini loh"

"Aih.. mas.. perasaan desty udah g enak ini.."

"Udah.. udah.. ingat pesen gue aja.. buruan gih orangny udh nungguin tuh.."

"Bismillah..." aku pun segera melangkahkn kaki menuju ruangan yang dituju.

Tok.. tok.. tok.. permisi tuan.. sy mau mengantarkan minuman..

"Masuk" ucap seseorang yg berada di dalam ruangan tersebut.

Ini pertama kaliny aku memasuki ruangan VVIP. Biasany ruangan semewah ini hanya gadis-gadis LC saja yang di perbolehkan masuk.. tapi ntah kenapa mereka malah memilih ku.. semoga saja ke 5 lelaki itu tidak salah paham padaku..

Ini sedikit canggung.. ada sedikit keAnehan dari para pria ini. Yang ber-4 ternyata telah berpasangan dengan gadis-gadis LC namun 1 pria lagi malah duduk di kursi ujung sendirian.. bahkan wajahnya tak nampak karena ia duduk di bawah lampu yang begitu redup.

Setelah aku menaruh botol2 minuman berserta gelas dan juga makanan yang mereka pesan diatas meja, salah 1 dari ke empat pria itu berbicara.

"Desty????"

Aku pun segera menoleh ke arah suara agar dapat melihat jelas siapa yang memanggilku. Sedari tadi aku memang tak memerhatikan wajah-wajah dari pria-pria ini. Karena perasaan ku sudah tak enak sedari memasuki pintu. Jadi ku putuskan untuk menunduk saja. Semoga mereka tak mencari masalah dengan ku.

"Eh.. hendra.. untunglah.. kamu rupanya" ucap ku canggung..

"Kamu kelihatan berbeda dengan pakaian ini.."

"Jelek yah??? Hehehe aku sebenarnya juga risih.. tapi mau gimana lagi.. aku butuh kerjaan.. gaji di sini lumayan.."

"Siapa yang bilang kamu jelek??? Kamu malah kelihatan cantik loh.. dan juga sexy.. untung aja kamu calon istrinya ehem.., klo nggk...———" ucapan hendra terputus oleh "deheman" seseorang di ujung ruangan

Aku pun menoleh kearah suara deheman itu.

"Kamu antar gih 1 botol wine ini ke hitler yang duduk disana.. dy udh nungguin kamu tuh dari tadi."

"A.. ap pa..??" Hitler??"

Glek.. aku kesusahan menelan saliva ku.. jantungku berdetak kencang.. jangan sampai pria itu membawa masalah untukku. Aku bukanlah LC aku hanya waitres biasa. Aku benar-benar tak ingin mencari masalah dengan nya.

"Desty.. kamu kenapa berdiri disitu?? Buruan anter gih.."

"Ah.. iya iya.. hehehe"

Aku pun meletakkan 1 botol wine termahal itu kembali ke atas nampan.. mengambil wine cooler stand untuk mendinginkan botol wine yang ku bawa.

"Permisi tuan.." ucapku sopan sebelum menaruh wine dan wine cooler diatas meja yang berada di hadapannya

Setelah menaruh aku pun mengucapkan permisi, namun saat akan beranjak pergi.. tiba-tiba si hitler itu bersuara.

"Siapa yang menyuruh mu pergi?"

Aku pun kembali menoleh ke arah si hitler itu

"Pekerjaan sy sudah selesai tuan.. tugas saya hanya mengantarkan minuman. Saya hanya waitres biasa bukan LC jd tak boleh berlama-lama di ruangan ini." Ucapku asal, yang penting bs keluar dari ruangan ini

"Siapa yang bilang begitu? Kalau aku Bilang belum boleh pergi, itu artinya ya tidak boleh pergi!!!

Apa Niken tidak mengajarkan mu bagaimana menghadapi ku?"Ucap sang pria misterius

Sial...!!! Bagaimana dy bs berani menyebut madam dengan sebutan nama doang?! Jangan-jangan laki-laki ini memang orang besar?!" Oh tuhan... selamatkan aku.. aku tak mau ada masalah dengan orang seribet ini