Praanggggggg
Kurasa itu suara pecahan gelas kaca.
Suara nyaring yang kudengar dari kamar memecahkan suasana batin yang sedang berbunga bunga. Aku ga tau itu apa tapi aku yakin itu ulah Abangku yang ga punya adab. Aku samperin suara itu dan benar saja, Abangku yang sedang naik pitam dengan kedua orang tuaku.
"Mana duit buat bayar kuliah"suara lantang abangku yang membuatku gemetar.
"Bapak Sekarang lagi ngga ada duit Jun, bapak nggak kerja" jawab bapak dengan nada lirih.
"Ah bosen idup miskin terus. Gue mau pergi dari rumah ini"
Mendengar itu aku tidak mau diam.
Aku berusaha menjawab seruan Abang yang pasti menyiksa batin orang tuaku.
"Bang, Lo mikir dong, bapak nggak kerja, Ibu juga sakit"
"Lo bisa diem ga, ini semua gara gara elo!" Sambil menunjuk dengan jarinya kearah mukaku. "Kenapa sih Lo tu harus ada disini. Beban keluarga makin berat. Bapak lebih mentingin Lo daripada gue. Bisa gak sih Lo pergi jauh jauh dari sini"
"Bang, gue ini adek Lo. Gue masih SMA, gue ga bisa cari duit sendiri. " jawabku sambil menahan tangis.
"Hah, adek? Sejak kapan Lo adek gue. Lo harus ngerti ya, Lo bukan adek gue. Bapak pungut Lo dari panti asuhan pinggir kota. Udah lah, gue capek. Gue bakal anggep Lo adek kalo Lo bisa bayar kuliah gue" ucapnya sambil pergi meninggalkan rumah.
Aku ngga tau bener atau ngga ucapan Abang tadi. Aku pengen tanya sama ibu tapi situasi sekarang belum memungkin. Mungkin esok atau lusa aku akan segera menanyakan semuanya.
Aku mencoba menenangkan kedua orang tuaku. Aku tau gimana sulitnya mencari uang. Untuk sekolahku saja mereka harus menjual ternak sapi yang rencananya untuk membenahi rumahku yang kian rapuh.
"Pak, gimana kita cari uang untuk Juna kuliah?" Tanya ibu serak
Sambil berfikir bapak mencoba menguatkan ibu agar sakitnya tidak kambuh "sabar Bu, kita pasti bisa membiayai kuliah Juna sampai selesai"
Dalam benakku aku berfikir untuk membantu mereka, tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku masih SMA. Siapa yang membutuhkan tenagaku?
Aku coba renungkan semuanya sendiri.
Malamnyaaa....
Tugas sekolahku sudah selesai. Sejak sore tadi aku tidak membuka handphone, Dan ternyata banyak chat masuk dari teman temanku dan Yugo.
Bocil Squad
Linaacans: gengss besok makan mie ayam yuk. Gue traktir nih, bukan gue sih lebih tepatnya Bimo yang traktir
Rossali: mantaappp gue mau. Btw kenapa Bimo yang traktir?
Linaacans: iy dong, pdkt gue. Tp jan blng anak kls y
Rossali: gileeee lu Lin, tajir ples cakep tu anak. Walau kadang gesrek.
Linaacans: biar lah, gesrek gesrek gue sayang. Asa lu harus ikut. Ga mau tau
Rossali: kemana si Asa, oh gue tau. Dia lagi kerja ekonomi buat olim. Dasar tu bocah.
Linaacans: mestilah kerajinan dia itu. Kluar ngapa sih Sa. Gue kangeeenn.
M.Asa: ututuuuu yang kangen. Pikir besok deh. Gue sibuk nih bales chat Yugo
Rossali: mati aja sono lu Sa,
Ini yang bikin aku nyaman disekolah. Temen temen yang rada gila tapi baiknya ga ketulungan.
Dddrrrttttt,,,,,
Yugo: besok jadi kan? Pulang sekolah langsung ya. Sebagai permintaan maaf gegara hari ini batal.
Oh my God, omg helloooo
Yugooo gilaaa. Tumben dia chat beginian. Gue pasti ga nolak Go.
M.Asa: iyaaa Yugoooo. Pastiiii.
Aku dibuatnya melayang layang. Biasanya aku yang harus chat duluan eh ini dia yang chat. Atau jangan jangaaaannnn....
Heeemmmm kurasa dia mulai ada rasa. Aku ingin tidur cepat agar besok pagi bisa ketemu Yugo.
M.Asa: good night Yugo. Good sleep and have a nice dream.