"Aku sudah berusaha melupakanmu. Itu semua bukan perkara mudah, malah aku terjebak dalam fatamorgana yang tiada henti"
Tok tok tok,,, permisi
Suara pria mengetuk pintu rumah. Segera aku membukanya.
"Iya sebentar" jawabku sambil membuka pintu. "Eh elo, ngapain?" Ternyata itu adalah Fandi.
"Mmm ga papa, gue cuma mau main sebentar, boleh kan?" Tanya Fandi padaku.
"Bentar doang ya, ga pake lama. Masuk" suruhku.
"Ini Sa, gue bawain makanan kesukaan Lo. Malem malem enaknya makan ginian." Kata Fandi sambil memberikan sekotak martabak.
"Waaahhh Lo masih inget makanan kesukaan gue" responku seneng karena liat martabak. Dari kecil gue emang suka martabak. "Thanks ya"
"Iya sama sama. Eh Sa, rencananya gue mau pindah sekolah di Lampung lagi" Fandi bicara sambil menatap gue.
"Hahh serius?" Duhh gimana ini kalo dia bener bener pindah. Repot gue.
"Tenang aja, gue ga pindah ke sekolah Lo kok, gue sekolah negeri." Jawabnya santai. "Gue tau pasti Lo males satu Sekolah sama gue lagi. Bosen kan Lo, 9 taun bareng terus." Tanya Fandi yang membuatku berubah mood.
"Ah apaan si Lo Fan. Ga gitu juga kali" jawabku sedikit gugup tapi aku berusaha menutupi.
"Lo udah punya pacar ya Sa" Fandi tanyanya kok gini ya. Gue jawab gimana.
"Gue,, emm gue ga ada pacar. Gue jomblo." Jawabku gugup.
"Syukurlah"
"Kok gitu?" Tanyaku pada Fandi karena dia berhasil membuatku blushing.
"Berarti kita masih bisa Deket kan?"
"Ngomong apa sih, eh gue suka banget ini. Manis banget." Kataku sambil mengalihkan perhatian. "Lo mau coba ga, enaaakk." Aku memberikan sepotong martabak pada Fandi.
Malam ini kita berdua banyak cerita. Fandi cerita tentang kehidupan selama di Bandung, tentang sekolahnya, dia juga tanya tentang sekolahku, dan juga masalalu tentang aku dan Fandi.
Kenapa jadi gini ya, jangan sampe gue suka lagi sama Fandi.
"Fan udah malem, sebaiknya Lo balik. Ga baik diliat Tetangga" ucapku sambil melihat jam yang sudah menunjukan pukul 21.35.
"Eh sampe ga liat waktu, ya udah gue balik. Salam buat nyokap Lo ya." Pamit Fandi.
Aku mengantarkan Fandi sampai didepan jalan. Fandi terlihat berbeda dari sebelumnya. Dia lebih sopan dan lebih bijak. Ehh apaasiiiii kok jadi mikirin lagi.
"Gue balik dulu Sa." Fandi melaju pulang.
"Ati ati" salamku pada Fandi dan gue masuk ke rumah. Gue ke kamar dan nyiapin buku buat besok.
Gue buka buka buku diary dan gue coba goresin sedikit kata.
Kepada manusia batu ku.
Aku bersyukur pada Tuhan
Karena aku bisa menikmati hari ini
Bersama dia...
Bukan tentang berapa lama kita bersama
Bukan tentang dimana tempatnya
Bukan tentang materi apa
Tapi tentang canda tawa
Yang boleh ada diantara kita
Aku bersyukur untuk nikmat kebahagiaan
Untuk setiap senyum yang terukir
Untuk setiap canda yang tertuai
Dan untuk kenyamanan yang diberikan.
Aku tak tau bagaimana harus mengungkapkan
Tapi aku yakin
Tuhan akan menyampaikannya
Thanks today
Lampung walk
Wahh, gue ngapain nulis begini. Ga papa deh, biar inget pernah bahagia bareng Yugo di Lampung walk.
Pernah bahagia
Gue juga pernah bahagia sama Fandi. Tapi pupus.
Kenapa Lo balik lagi sih Faaannnn. Gue move up lagi kan. Susah ngelupain Lo, ga gampang. Eh malah balik lagi. Bikin gue ketawa lagi.
Bodoamat lah, gue ga mau mikir Fandi yang cuma ninggal Tatu. Gue fokus buat dapetin Yugo.
Sampai ketemu besok disekolah manusia batu. Lopyu
Ada yang pernah ngerasain kayak gini? Udah move on tapi dianya balik lagi.
Gagal deh