Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Moya Sud'ba

nenkicuedt
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.6k
Views
Synopsis
"Tentang sebuah rasa , di mana ia di hadapkan pada satu kenyataan , jika ia harus berpacu dengan waktu yang tersisa"
VIEW MORE

Chapter 1 - ~Alana Liora Gantari~

Dua orang Art berbeda generasi keluar dari rumah mewah di sebuah kawasan perumahan elit di Jakarta "slalu saja terbuang sia-sia" ujar Art paruh baya yang sudah menenteng kantong kresek hitam besar di kedua tangannya

Art yang berbeda usia pun menaggapinya dengan ikut menenteng dua kantong kresek hitam besar di kedua tangannya "namanya juga orang kaya Mbok"

"sayang banget makanan enak-enak begini di buang" ujar si Mbok "kalau Mbok yang jadi mereka Nan , mending Mbok sumbangin ke orang yang membutuhkan" lanjutnya yang sudah membuang dua kantong kresek tersebut ke tong sampah

"yaudahlah Mbok , uang-uang mereka . kenapa Mbok yang pusing" ujarnya sambil menyunggingkan senyumnya dan mengajak si Mbok kembali ke dalam rumah

tanpa mereka sadari , ada sepasang mata yang sedari tadi melihat kegiatan mereka

dengan mengendap-endap ia menghampiri tong sampah tersebut dan langsung membukanya dengan tergesa-gesa

dengan pandangan mata berbinar , ia mensyukuri atas apa yang telah ia temukan . dengan ragu ia menoleh kan kepalanya berharap tidak ada yang melihat kegiatannya

dengan cepat ia langsung merogoh semua isi di dalam kresek tersebut . tak di hirauakan lagi bakal seeprti apa nanti bentuknya . dengan cepat ia langsung bergegas pergi meninggalkan komplek perumahan elit tersebut

***

pemandangan malam ini begitu indah di tengah kota Jakarta . terangnya lampu yang berada di tiap jalan membuat pemandangan semakin berkilau indah dari atas taman

seorang gadis sedang duduk di atas kursi sambil membuka apa yang ia dapatkan tadi . dengan tergesa , ia langsung mencomot semua makanan yang ada di kresek tersebut dengan satu suap sekaligus

ia tak menghiraukan bagaimana rasanya . karena suara perutnya sedari tadi sudah tak bisa di ajak kompromi . dalam suapannya ia mengucap syukur atas makanan yang di dapatkan ini

karena terakhir ia makan nasi seminggu yang lalu , dan biasanya ia akan mengorek tong sampah di sebuah home industry pembuatan Roti

setelah selesai menyantap makanan tersebut , ia menghampiri sebuah kran air yang berada di tengah taman tersebut . dengan cepat ia meminumnya dengan enuh nafsu .

"terima kasih Tuhan , akhirnya Alana bisa makan kembali" ujarnya sambil menengadahkan kepalanya ke atas , tanpa terasa buliran air matanya menetes membasahi pipi indahnya

"Alana kuat Bu . Alana baik-baik aja . berbahagialah Ibu di surga sana" ujarnya degan deraian air mata yang sudah membasahi kedua pipinya

****

"argh..." ringisan tersebut membuat dua orang berbeda generasi yang berada di kamar tersebut menolehkan kepalanya pada seseorang yang sedang terbaring di atas kasur

ia membuka mata dan seketika matanya terbelalak kaget saat melihat dua orang berbeda generasi berada di sampingnya "sa...saya ada dimana?" ujarnya dengan lirih sambil matanya berkeliling menatap kamar yang terasa asing baginya

karena seingatnya ia tadi berjalan keluar taman namun di pertengahan jalan tiba-tiba pandangannya menggelap

"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar , apa ada yang sakit ?" ujar wanita paruh baya tersebut sambil membelai rambut indah Alana

Alana menggelengkan kepalanya dan akan mengatakan sesuatu . namun seorang lelaki yang sepertinya berusia di atasnya sudah mendahuluinya "kamu tadi pingsan di depan gerbang Panti . dan untungnya aku baru pulang kerja , jadi langsung bawa kamu kemari"

"Panti ?" beo Alana dengan tampang polosnya yang membuat pemuda tersebut merona salah tingkah

"ehm Bund , Kalil tinggal dulu ke kamar ya" pamitnya dengan tampang saltingnya sambil mengecup telapak tangan sang Bunda

"rumah kamu dimana ?" tanya wanita paruh baya yang

sudah terduduk di samping Alana sambil mengusap puncak kepalanya

"dimana mana Bund , asal bisa buat tidur" celetuknya dengan lirih sambil menundukkan kepalanya

"maaf sebelumnya , bukannya Bunda lancang , tapi apa kamu tinggal di jalanan ?" tanya Bunda dengan ragu

Alana menganggukkan kepalanya namun tetap tak berani menatap wanita tersebut "orang tua kamu kemana ?" lanjutnya

Alana menggelengkan kepalanya membuat hati wanita paruh baya tersebut mencelos melihatnya

"panggil saya Bunda Aisyah , mulai hari ini kamu bisa tinggal disini" ujarnya sambil tersenyum

Alana tersentak kaget dan langsung memandang kedua mata wanita tersebut dengan pandangan berkaca-kaca "Bunda?" ujarnya yang sudah menitikan air mata

Bunda Aisyah dengan sayang langsung mengusap pipi tersebut "mulai hari ini kamu bakal jadi anak Bunda seperti yang lainnya"

Alana langsung berhampur kepelukan wanita paruh baya dan langsung di sambut dengan senyuman indah khas seorang Ibu yang telah lama tak di lihat Alana "terima kasih Bunda , terima kasih" ujarnya dengan ucapan syukurnya yang telah ia panjatkan

"nama kamu siapa ?"

"Alana...Alana Liora Gantari" ujarnya sambil menangis sesenggukan di pelukan wanita paruh baya tersebut

tanpa mereka sadari , sedari tadi ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka di balik pintu tersebut dengan hati berdebar

~bersambung..

23 Desember 2020

Mamak yang suka ngehalu di manapun berada 😅

salam kenal 🙋 mencoba berkarya untuk kesekian kalinya . semoga bisa membuat kalian ikutan halu bareng mamak ye😁