Alana sedang berkutat di dapur bersama Bunda Aisyah , karena saking asyiknya ia tak melihat jika sedari tadi ia di perhatikan oleh sepasang mata yang menatapnya tanpa kedip
"Kalil ... panggil adek-adek kamu , makanan sudah siap" ujar Bunda Aisyah yang menyadarkan lamunan sang Anak
Kalil yang merasa terciduk pun pun langsung menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal "Oh .. i..iya bund" ujarnya dengan salah tingkah , sedangkan sang Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya akan kelakuan Anaknya tersebut
"wah....hari ini masak apa Kak Al ?" celetuk gadis yang sudah berpakaian SD dengan ikat rambut yang di kuncir kuda
"maaf , ini spesial Kakak masak kesukaan Bang Kalil" ujarnya dengan senyuman yag merekah menghiasi wajahnya
"wah iya , Aldo baru inget kalo hari ini ulang tahun Bang Kalil" ujar bocah lelaki berpakaian SMP
sedangkan seseorang yang jadi bahan pembicaraan pun hanya tertunduk malu menyembunyikan rona merah di pipinya
"Anak-Anak .. Bunda minta hari ini kita do'ain Abang ya , supaya Abang bisa ketrima di tempat kerja impiannya" ujar Bunda yang sudah duduk di samping Alana sambil membawa cake kecil khas ulang tahun
"wah ... Dinda mau dong Bund kue nya" ujar bocah kecil tersebut dengan binar mata nya "Aldo juga mau Bund" timpal Aldo "Rena juga mau Bunda" lanjutnya
"oke oke .. sekarang kita do'a untuk bang Kalil ya , semoga di hari yang spesial ini , apa yang di inginkan bisa tercapai , Amin.." Do'a Alana
"Amin ya Robbal Allamin" timpal serempak para Anak dan tak lupa senyum manis Kalil yang selalu terpatri di wajahnya
***
brak....
bugh...
brakkkkk...
argh...
sayup-sayup terdengar suara erang kesakitan seseorang di balik gang sempit yang sangat sepi , dengan langkah hati-hati . Alana memberanikan diri menghampiri gang tersebut , dan Alana langsung melotot tak percaya melihat seorang tengah di hajar habis-habisan oleh seseorang yang sudah berada di atas tubuh lelaki yang sudah babak belur tersebut
Alana memberanikan dirinya untuk menghampiri lelaki yang tengah menghajar lelaki yang sudah babak belur tersebut dengan membawa tongkat baseball yang di temukannya tergeletak di gang tersebut
dengan memiliki ilmu bela diri dalam tingkat rendah , Alana memberanikan diri menendang keras punggung lelaki tersebut hingga membuatnya tersungkur dan langsung mengayunkan tongkat baseball ke arah kepala lelaki tersebut
"fuck" umpat lelaki tersebut sambil memegangi kepalanya yang sudah berdenyut sakit akibat hantaman keras dari tongkat baseball "beraninya lo ya , gue abisin juga lo" ujar lelaki tersebut yang akan menghampiri Alana
Alana langsung memasang kuda-kuda saat melihat lelaki tersebut menghampirinya
lelaki tersebut sudah berada di depannya dan akan melayangkan bogemannya namun meleset saat Alana dengan sigap menghindarinya dan langsung membalasnya dengan pukulan pada rahang dan pelipis lelaki tersebut hingga tersungkur tak berdaya dan langsung menendang perutnya
"aduh .. maaf maaf saya nggak sengaja" rutuknya saat melihat lelaki tersebut sudah pingsan
dengan langkah seribu bayangan , Alana langsung menghampiri lelaki yang babak belur tadi "apa kamu baik-baik saja" ujarnya yang sudah berada di sampingnya , namun pemuda tersebut tak menimpalinya
Alana yang panik mengoyang-goyangkan badannya membuatnya mengerang kesakitan "argh..."
"ah maaf mana yang sakit" tanya khawatir Alana yang langsung menaruh kepala lelaki tersebut di pahanya "sebentar saya obatin dulu . biar nggak infeksi" ujarnya yang tanpa permisi langsung membuka tasnya dan mengeluarkan P3K seadanya
"argh..." rintihnya saat Alana mulai mengoles alkohol pada pelipisnya yang berdarah "ah ma...maaf , sakit ya ? saya akan lebih pelan lagi" ujarnya dengan penuh perhatian , dan menurunkan ritme mengoles obat merah pada lukanya , membuat lelaki tersebut menatap Alana dengan pandangan yang tak bisa di artikan
Alana yang menyadari akan manik mata yang menatapnya tersebut di buat salah tingkah "maaf kalau saya lancang , saya cuma mau membantu . apa ada yang sakit lagi ? apa perlu saya mengantarkan anda ke rumah sakit ?" ujarnya dengan formal
"thanks . gue nggak pa-pa" ujar lelaki tersebut yang sudah bangun sambil menekan pelipisnya yang berdenyut
"saya bantu" ujar Alana yang langsung memapah langkah lelaki tersebut "apa anda bisa pulang sendiri? ah pasti nggak bisa ya . baiklah dengan ikhlas saya akan mengantarkan anda" ujarnya dengan tampang polos , membuat lelaki tersebut tersenyum
Alana sudah memasuki sebuah taksi yang sudah di pesannya "maaf masnya rum-" ucapan Alana terpotong olehnya yang tanpa basa menyebutkan tempat tinggalnya pada sopir tersebut .
sesampainya di sebuah apartemen yang terbilang mewah , Alana mengutuk dirinya sendiri , ia tak pernah memasuki apartemen semegah ini , gimana kalau terjadi apa-apa padanya
raut gugup Alana tak lepas dari manik mata lelaki tersebut , membuatnya menyunggingkan senyumnya kembali "Gue Gathan" celetuknya yang membuyarkan lamunan Alana
"eh ... apa ?" ujar Alana dengan tampang cengonya yang di balas senyum Gathan
"nama lo siapa ? Thanks udah nolongin gue" ujar Gathan kembali yang sudah menjulurkan tangannya
"ah.. saya Alana" ujarnya sambil menjabat tangan tersebut "iya sama-sama , sesama umat manusia kan harus saling tolong menolong"
"lo ahli bela diri ? lo keren tadi" celetuk Gathan yang membuat Alana menegang
"ah , saya mah kaleng-kaleng . bukan ahlinya . tadi mah ketiban hoki aja makannya selamet" ceplosnya yang membuat Gathan tertawa membahana "maaf saya permisi dulu ya , sudah malam . nggak baik kalau saya ikut masuk"
"Emang gue ngajak lo masuk gitu?" canda Gathan yang membuat Alana merona malu
"gue bercanda elah" lanjutnya sambil terkikik geli
"ya udah kalau gitu saya izin pulang , semoga lekas sembuh" ujar Alana yang akan melangkahkan kakinya namun tertahan saat tangan Gathan dengan lancang mencekal pergelangan tangannya
"bisa kita berteman?" ujar Gathan dengan tampang serius dan di balas senyuman indah Alana yang membuat Gathan tak ingin melepas seorang Alana dalam hidupnya
"gila ... nggak bakal aku lepasin kamu Alana" batinnya
****
"pagi yang suram" ujar Kalil yang sudah terduduk di samping Alana
"eh Abang" ujar Alana spontan yang membuat Kalil gemas dan langsung mengusap rambut Alana dengan sayang
"ngelamun bae , ntar kerasukan setan jomblo tau rasa" candanya membuat Alana menampol kepalanya
"ih Abang do'anya jelek amat"
"abis kamu ngelamun aja . keluar yuk , bosen nih Abang nggak ada kerjaan " ujar Kalil sambil menaik turunkan alisnya
"kencan sana sama cewek Abang" ujar Alana sambil mendorong bahu Kalil
"yaela Al , kalo Abang punya cewek , Abang juga ogah ngajak kamu" canda Kalil yang membuat Alana tertawa
"ih Abang , yaudah Alana nggak mau ah" rajuk Alana yang langsung membuat Kalil gusar
"yah Al , Abang kan canda Neng . baper amat dah . lagi PMS yak" celetuknya yang langsung mendapat balasan cubitan dari Alana "astaga Adek laknat . untung sayang . kuylah , ntar Abang bagi ilmu bela diri lagi . gimana?" ujarnya yang langsung di angguki oleh Alana penuh semangat
lain hal dengan seseorang yang sedang memasang raut juteknya di sebuah Mall
"mau lo apa sih ? nonton sendiri aja sana. ogah gue" ketusnya . namun wanita tersebut tak menghiraukannya dan malah nergelanyut manja pada lengannya
"yakin kamu nggak mau ? aku denger , mommy kamu lagi di rumah sakit" ancamnya yang membuatnya terdiam dan melangkah mendahuluinya
"ayolah Sayang , sekali-kali kita nikmatin masa-masa pacaran kita" ujarnya yang mengejar lelaki tersebut namun sesaat ia bertabrakan dengan seseorang yang membuat bajunya basah oleh soft drink
"mata lo-" ujarnya yang mendongak menatap siapa gerangan yang sudah menabraknya "oh lo lagi , lo lagi . selalu aja lo yang bikin gue sial" lanjutnya sambil menoyor kepala nya
"maaf saya nggak sengaja . tadikan salah anda yang sudah nab-" ucapnya terpotong saat tangan wanita tersebut sudah berada di pipinya
plak....
"Aubrey" pekik lelaki dan langsung mendorong nya "lo apa-apaan sih ? nggak bisa ya lo sekali-kali nggak malu-maluin gue" ujarnya dingin dan langsung membawa Alana ke belakang badannya
"aku malu-maluin ? Al , dia yang bikin aku malu" ujarnya sambil menunjuk Alana
"maaf , tapi emang mbaknya tadi yang udah nabrak saya" lirihnya dengan mata berkaca-kaca
"lo tuh pembawa sial tau nggak , dulu di butik , sekarang disini . lo dendam sama gue?" ujarnya yang dibalasi gelengan oleh Alana
"udah deh , dia kan nggak sengaja" bela Alvaro yang semakin membuat Aubrey naik pitam
"kamu belain dia terus ? kamu suka sama dia?" ujarnya dingin sambil bersendekap dada
"kalo iya kenapa" ujar Alvaro denga tatapan dingin
"ada apa ini?" ujar lelaki yang menghampiri pertikaian tersebut
"heh jaga cewek lo , cewek lo udah nabrak gue , and see ? baju gue kotor bastard"
"maaf mbak , saya akan ganti rugi baju mbak kalo itu masalahnya" ujar Kalil menengahi
"mbak mbak mbak , lo kira gue mbak lo apa ! fakir aja sok-sok an banget sih lo" ketusnya
"Aubrey" pekik Alvaro dan langsung menyeretnya pergi menjauhi kedua pasangan tersebut
"kamu nggak pa-pa Al ,?" ujar Kalil yang sudah mengusap pipi Alana yang basah
"Alana nggak pa-pa Bang" lirih Alana dan langsung memeluknya . membuat Kalil terperangah di buatnya "Ya Tuhan , nikmat mana yang kau dustakan" batinnya yang kelewat senang akibat perlakuan Alana tersebut
~bersambung...
29 Des 2020