seorang lelaki dengan setelan jas yang sudah berantahkan tengah asyik dalam pengaruh alkohol di sebuah bar dengan ketiga temannya .
ia asyik dengan minumannya sedangkan kedua temannya sudah hanyut dalam nikmatnya surga dunia versi mereka
temannya yang sudah menghentikan aksi cumbuannya pun menolehkan kepalanya pada lelaki tersebut "aelah Var Var , lo tuh udah bangkotan . sampe kapan lo maen kemari cuma minum doang . mana seger Man" kompor lelaki tersebut sambil kembali mencumbu teman wanitanya yang berada di atas pangkuan
"bacot sat" umpat Alvaro sambil meminum minuman beralkoholnya untuk kesekian kalinya
"dia mah bujang lapuk Ben . mana kuat maen . kalo masalah minum mah gue akuin dia rajanya . tapi kalo masalah ranjang , cih ... cemen njing" celetuk Lelaki yang duduk di pojokan kursi seorang diri setelah melepas kenikmatan duniawinya
lelaki yang bernama Benenditch menyuruh teman wanitanya pergi "masak lo kalah sama Adek Gathan tersayang" ujarnya sambil menaik-naikkan kedua alisnya dengan tampang watados
seketika Alvaro langsung menatap sengit temannya tersebut . membuat Ben begidik ngeri "ampun bos.." ujarnya dan mengacungkan kedua jarinya tanda damai
"lo ada masalah apalagi sih ? perasaan perusahaan baik-baik aja" ujar Dimitri yang sudah merangkulkan tangannya pada kedua bahu Alvaro
"bokap lo lagi ?" celetuk Benenditch
keterdiaman Alvaro seketika membuat ketiga temannya mengerti akan jawabannya
***
sayup-sayup telinga Alvaro mendengar gedoran pintu yang sangat keras . dengan berat hati ia membukakan pintu apartemennya dan muncullah sosok wanita yang sangat ia hindari
"pagi Sayang..." sapanya dan langsung nyelonong masuk tanpa perintah
"lo ngapain kemari ?" ucapnya dengan tampang datarnya
"kamu lupa ? hari ini kan kita fitting baju pernikahan" ujarnya sambil bergelanyut manja di lengan Alvaro
Alvaro melepaskan cekalan tangan laknat tersebut sambil menatap dingin wanita yang ada di hadapan nya "sejak kapan gue setuju sama pernikahan gila ini"
"kamu lupa , kalau Mommy Angel yang udah nyuruh kita untuk memajukan tanggal pernikahan"
Alvaro diam seribu bahasa . ia lemah jika sudah menyangkut tentang Ibunya
dengan berat hati ia masuk ke dalam kamar dan membanting pintu . sedangkan wanita tersebut menyunggingkan senyum nya "kita lihat , bakal sejauh mana lo nolak gue" gumamnya dan langsung mengikuti masuk ke dalam kamar
Akhirnya Alvaro dan Aubrey sudah sampai butik langganannya , namun saat Aubrey akan menemui manager butik tersebut , ia bertabrakan dengan seorang wanita dan menumpahkan ice americanonya
"jalan tu pake mata bitch" kesal Aubrey yang sudah mendorong gadis tersebut dengan kuat
"lo apa-apa an sih maen dorong-dorong orang" ujar Alvaro yang sudah memeluk pinggang gadis tersebut
"ma..maaf Nona , maa..f saya nggak sengaja" ujarnya dengan membungkukkan punggungnya
"ada apa ini?" ujar wanita paruh baya dengan pakaian rapi yang sudah menghampiri keributan tersebut "Alana ? oh Tuan Alvaro ada apa?" lanjutnya
"ah tidak hanya masalah kecil" ujar Alvaro dengan santai , membuat Aubrey naik pitam
"apa kamu bilang ? pelayan goblok ini udah numpahin minuman ke baju aku Al"
"maafkan kelancangan pegawai saya Nona . mari saya antar untuk mengganti pakaian" ujar sang manager dan langsung menatap Alana dengan sengit "ini hari terakhir kamu Alana . silahkan pergi" lanjutnya dan di sambut senyuman smirk Aubrey
dengan langkah gontai , Alana melangkah menuju tempat loker para pegawai . padahal pekerjaan ini baru ia dapat dari Bang Kalil
lain hal dengan Alvaro yang sedang melamun tak menghiraukan calon pengantin di depan matanya