Sesampainya di depan rumah Kayla. Gabriel menepikan motornya lalu mengajak cewek itu masuk. Kayla terlihat pucat dan diam saja dari tadi. Gabriel merasa khawatir, kenapa sikapnya seperti ketakutan sama dengan dirinya kalau bermimpi buruk tentang masalalu. Nanti Gabriel akan menanyakan semuanya, mungkin saja Kayla benar-benar anak dari Galang (Jaemin) yang hilang saat itu.
Menuntun Kayla masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci. Rumahnya sepi, mungkin kedua orang tua Kayla sedang pergi ke sesuatu tempat. Perhatian Gabriel membuat Kayla sangat begitu nyaman. Cewek itu memandang wajah tampan Gabriel yang sedang panik.
Ketika berada di dalam kamar, Gabriel menyuruh Kayla untuk tiduran di ranjang saja. "Aku ambilin minum dulu ya," ujar Gabriel detik kemudian ia turun ke bawah menuju dapur mengambil segelas air putih.
Memberikan air minum pada Kayla, tangannya )rambut kecil yang menutupi pipi cubby cewek itu. Perhatian kecil mulai diberikan pada tunangannya, Gabriel berhasil mengalahkan rasa gengsinya. Kenyang makan gengsi itu hasilnya nggak enak.
Sedikit lebih tenang dari sebelumnya, Kayla bisa tersenyum lagi kali ini. Apalagi pangerannya ada di samping dan tak lepas memandang ke arahnya. "Hari ini aku seneng banget kamu udah mau nemenin aku," ucapnya girang,
"Iya, kalau ada apa-apa kamu cerita sama aku, btw tadi kamu kenapa? Liat apa?" Gabriel mulai bertanya, tak lupa tangannya menggenggam tangan Kayla. Kemudian mengelusnya lembut.
"Tadi aku liat ada orang yang sama persis di mimpi buruk yang sering aku mimpiin. Ciri-cirinya sama kayak orang tadi, rambutnya gondrong, terus pakai masker hitam. Tiba-tiba aku tuh takut," jawab Kayla,
"Kenapa kamu bisa takut, padahal itu cuma mimpi Kay, atau kejadian di masalalu?"
"Mimpi, kayaknya di masalalu aku nggak pernah ngalamin kejadian apapun,
"Kamu yakin? Kalung itu dari siapa?" tanya Gabriel, memastikan lagi. Tak sepenuhnya ia percaya kalau itu mimpi. Apalagi penculik jahat itu sama persis dengan Kayla ceritakan barusan.
"Dari papa, hadiah ulang tahun."
"Eum," Gabriel terdiam, apa ia terlalu mendesak Kayla. Berharap semuanya benar tapi ini bukanlah kebenaran. Gabriel meminta Kayla untuk istirahat saja, kasihan cewek itu terlihat begitu lelah.
****
Malam hari ini Kayla dan keluarga sedang makan malam bersama. Aleta berakting lagi, memberi perhatian lebih kepada Kayla. Membuat Marcel sangat mempercayai istrinya kalau sangat menyayangi Kayla. Akting yang luar biasa, Kayla tersenyum bahagia. Andai semua ini benar-benar nyata seperti keluarga bahagia pada umumnya.
"Pa, Kayla mau minta izin untuk ikut dance club di sekolah. Boleh, nggak? " pinta Kayla izin pada Papanya, suatu keinginan Kayla sedari Smp. Semoga saja sekarang bisa terwujud.
"Bayar atau gratis?" Aleta spontan, bertanya dalam hal ini membuat Kayla ciut. Apalagi lirikan sinis dari Aleta.
"Mungkin daftarnya gratis, tapi boleh kan? Ma, pa?" tanya Kayla memberanikan dirinya.
"Boleh, tapi kamu harus benar-benar yakin dan semangat. Jangan pernah berhenti ditengah jalan apalagi kalau sudah banyak pengeluaran uang. Papa nggak mau kamu seperti itu. " Marcel menjelaskan, santai namun sedikit tegas.
"Iya pa, Kayla janji akan bener-bener serius. Terimakasih papa." Girangnya, lalu memeluk papanya dari belakang. Marcel juga turut senang melihat Kayla selalu bahagia, tidak dengan Aleta yang sekarang sedang bergerutu kecil. Membenci Kayla memang sudah kebiasaannya.
Setelah itu, Kayla masuk ke dalam kamar tak lupa mengunci pintunya. Tanpa ia sadari Gabriel menelfonnya sampai 10 panggilan tak terjawab. Ponsel Kayla sejak tadi berada di kamar. Jarang kalau makan membawa ponsel.
Kayla mengubungi balik Gabriel sembari berjalan menuju ke balkon kamar. Namun, tidak di balas oleh cowok itu. "Apa udah tidur?" gumamnya sendiri, kemudian mengirimkan pesan untuk Gabriel.
Ketika sedang mengetik, ada pesan dari nomor baru tidak dikenal olehnya.
20:12
Hai, gue Haru.
Bisa ketemu sebentar nggak?
Gue ada di depan rumah lo!
Kayla mengerutkan kedua alisnya setelah membaca pesan dari Haru. Kenapa tiba-tiba cowok itu datang ke sini? Kayla coba melihat ke bawah. Ternyata benar, Haru berdiri di depan rumah seraya memaikan ponsel. Cowok berhoodie abu-abu itu terlihat keren. Dengan cepat Kayla harus turun dan menemui Haru.
Ketika berada di anak tangga, Kayla memelankan langkah kakinya. Tapi, sang ayah belum tidur dan sedang menonton bola sendirian. "Kamu mau kemana nak?" tanya Marcel,
"Mau keluar sebentar pa, beli seblak. Boleh yaaa?"
"Iya sudah, jangan lama-lama ya."
"Iya papa,"
Ketika sampai di depan gerbang, Kayla langsung menarik lengan Haru sampai di tempat tukang seblak. "Ngapain ke sini?" Lalu Haru menarik lengan Kayla sedikit menjauh dari kang seblak tersebut. Ketika berada di tempat sepi,
"Kamu yang ngapain ke sini? Malam-malam gini juga!" tanya Kayla, lalu melipatkan kedua tangannya di atas dada. Memandang Haru dengan penuh malas. Harusnya Gabriel yang ke sini bukannya Haru!
"Kangen sama kamu! Jadinya aku ke sini, lagian nggakpapa kan?" jawab Haru,
"Kangen? Dih, jangan modus deh jadi cowok," Kayla tidak mempan dengan ucapan Haru barusan.
"Gue suka sama lo! Mau kan jadi pacar gue?!" ucapnya lalu Haru mendekatkan diri sampai sejengkal jarak wajah mereka. Kayla mencoba mundur was-was, tapi Haru menahan punggungnya dengan tangan. Cowok itu sedikit membungkuk lalu ingin mengecup bibir Kayla. Sontak Kayla langsung mendorong tubuh Haru sampai menjauh darinya.
"Lo kurang ajar!" Plakkk, Kayla berhasil menampar cowok itu dengan kasar. Ia tidak menyukai cowok kurang ajar seperti Haru. Sikapnya begitu berandal, meski Kayla bukan cewek yang polos. Tapi ia juga tidak mau diremehkan seperti ini.
"Kay, jangan jual mahal deh. Lo sama Gabriel aja di tolak mulu. Nggak malu? Cih, gue yang mau sama lo. Lo pura-pura nggak mau, gitu?"
"Gue nggak suka sama lo! Inget ya! Jangan pernah lo datang lagi di hadapan gue! Gue benci sama lo!" tukasnya lalu pergi meninggalkan Haru dari tempat ini. Meladeni cowok kurang ajar, membuat mood Kayla hancur!
"Sampaikan kapanpun, gue akan lepasin lo!" pekik Haru, tak di hiraukan lagi oleh Kayla yang berjalan cepat untuk masuk ke dalam rumah.
Tanpa Kayla sadari, ada seseorang tengah memotret kejadian barusan. Orang itu menyungging senyum sengit. Tak lama kemudian, ia mengirimkan foto kepada seseorang lagi. Siapa dia?
****
Keesokan harinya, Kayla di antar oleh Marcel sampai sekolahan. Kemudian dipanggil oleh Azura dan Zaenal, mereka berangkat bersama. "Cie berangkat bareng," ledek Kayla,
"Cuma berangkat bareng doang, yeee."
"Tidur bareng nggak?" sahut Syaipul baru datang langsung bikin otak orang traveling ke jepang!
"Heh, apaan sih?!" cetus Kayla,
"Btw, Gabriel mana?" tanya Zaenal, Kayla menggeleng pelan, "Tadi gue chat kagak dibales sama dia,"
Mereka hanya meresponnya dengan "Ouh, mungkin lagi di jalan." Kayla mengiyakannya, lalu mereka masuk ke kelas masing-masing. Mengingat kejadian semalam, Kayla ingin menceritakannya pada Elina dan Azura. Baru akan membuka mulut, Bel masuk sudah berbunyi. Kayla harus menundanya sampai istirahat nanti.