Ketika Gayatri Ramadhani pulang dengan pakaiannya, Izzan sedang mengajari Rudi Indrayanto menggulung adonan dengan tatapan tidak sabar.
"Jadi, begini."
Tangan kecil lelaki kecil itu membalik wajahnya, mengajari Rudi Indrayanto sedikit demi sedikit, persis sama seperti saat Gayatri Ramadhani mengajari Izzan saat itu.
Berdiri di dekat pintu, hati Gayatri Ramadhani sedikit menghangat.
Pria kecil di keluarga aku ini baru mempelajarinya enam bulan lalu.
Alasan mengapa Izzan belajar di awal juga sangat sederhana, karena adikku suka makan pangsit, setiap kali Gayatri Ramadhani harus bekerja sendiri dan sangat lelah.
Jadi lelaki kecil itu mengganggunya untuk berempati dengan Gayatri Ramadhani dan memintanya untuk mengajarinya cara membantu.
Tak disangka, sudah berapa lama berlalu, ia bisa menjadi guru bagi ayahnya!
"Oh, kenapa kamu begitu bodoh!"
Ketika Gayatri Ramadhani linglung, suara sedikit tidak sabar terdengar di telinganya.