Tidak ada lampu di ruang makan, hanya lilin yang berkilau redup.
Gayatri Sujatmiko tanpa sadar menggenggam rok renda, suaranya pemalu, tetapi dengan kekeraskepalaan dan ketegasannya yang biasa, "Aku tahu kamu belum pernah berulang tahun sebelumnya."
"Tapi…"
dia menangis dalam-dalam. Dengan menghela nafas lega, dia menatap Rudi Indrayanto, dan meremas senyum manis yang mengaku diri, "Suamiku, kamu akan memiliki aku di masa depan." Murid gelapnya bersinar dengan cahaya lilin. Dia menatapnya dengan mata serius, "Mulai sekarang. Aku akan merayakan ulang tahunmu setiap tahun untuk merayakanmu tumbuh satu tahun lagi. "Aku harus mengakui bahwa ketika dia melihat senyum berbunga-bunga, rasa dingin di hatinya tidak lagi begitu kuat.
Dan kata-kata di belakangnya lebih seperti jaring yang dilapisi madu, menyelimuti hatinya.
Melalui pita hitam, pria itu menatapnya dengan mata membara, "Tetapi saya tidak ingin merayakan ulang tahun saya."