Sekali lagi Ivy memandang sang pelayan diiringi helaan napas yang teramat dalam sebelum akhirnya menuju sebuah meja rias di sudut kiri. Saat akan meraih earphone di atas meja, Ivy melirik pada cincin berlian yang sebelumnya diletakkan James di sana. Ivy mendengus memandang cincin tersebut, bayang kekasaran James pada dirinya kembali melintas di dalam kepala.
"My Lady…" sang pelayan masih menunggu kebaikan hati gadis bangsawan tersebut, tetap dengan kepala menunduk.
Ivy memasang peranti tersebut ke telinga kirinya. Setidaknya, semenjak dari kejadian di SARO tadi itu, Ivy belum mematikan koneksi di antara earphone tersebut dengan cip pintar yang ada di pangkal lidahnya. Jadi, ini sedikit menguntungkan bagi sang gadis, sebab dengan kehadiran sang pelayan di sana, ia mendapatkan satu ide, satu rencana untuk mengakhiri 'penderitaannya' di kediaman yang mewah ini.