Baru saja tiba di Semarakarta, seorang pemuda kurus yang hendak dipindahkan ke kereta, mabuk, mata tertutup, batuk sedikit, "Handara, mengapa kamu tidak membawa tuanmu ke Balai dan berkeliaran di sini?"
"Tuan, Tuan, datang dan lihatlah." Bocah buku kecil itu memanggil tuannya, menunjuk ke tanda di dinding.
Pemuda kurus yang dikenal sebagai majikan menyipitkan matanya pada perintah perekrutan yang dipasang di dinding, dan kemudian menyentuh dagunya yang telanjang, "Akhirnya seseorang berani melakukan ini. Pergi, pergi ke tempat Pancanika dan lihat ini. Perintah perekrutan, tuan. "Sosok dekaden pria muda itu disegarkan. Setelah mengenakan mahkota, seluruh orang memancarkan semacam kepercayaan diri yang memandang dunia.