Chereads / Pangeran Kecil dan seekor Kunang-kunang / Chapter 18 - 18 Purbasangka

Chapter 18 - 18 Purbasangka

"Ribusah. Apakah sudah lama kau mengenal Sun?".

"Ya. Sun lah yang menyelamatkanku saat aku di Uber oleh Dwi Murti!".

"Hmmm".

"Oh iya. Apa yang menyebkan kalian kabur dari Kerajaan?".

"Setelah ayahmu meninggal, Dwi Murti dan anak buahnya menguasai kerajaan!

Saat itu Pawata menentangnya dengan seluruh perubahan kebijakan Dwi murti.

Karena alasan itulah Dwi murti memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Pawata.

Karena itu Pawata membawa kami kabur ke belantara ini!".

"Hmm. Paman Kolo dan Ojo?".

"Ya!

Saat ini mereka berdua masih setia pada Dwi Murti.

Saat ini Kolo menjadi Panglima, dan Ojo menjadi Kepala Pasukan GALARA.

***

"Markas BLACK TENDE"

"Pawata!

Apa kau baik-baik saja?".-Ucap Sun Seraya mendekapnya.

"Ya!

Bagaimana denganmu Sun?".

"Hmm, aku juga baik-baik saja!".

"Sando. Venu kareba?

Lama tak jumpa!".-Ucap Pawata seraya memeluk Sando.

"Ya. Pawata. Aku sangat senang melihatmu!

Saat itu aku benar-benar tak percaya bahwa kau tewas di tangan Alex dan pasukanya.

Apa sebenarnya yang terjadi?".

"Sepertinya seseorang telah menipunya!

Tiba-tiba alex menghadangku dengan tuduhan bahwa aku adalah bagian dari Rencana Dwi Murti merampas Wilayah Semenanjung Selatan".

"Hmmm, Begitu ya?

Apakah itu adalah ulah dari Ojo Ngana Mate itu?".-Ucap Sando kemudian tertawa.

"Hmm. Entahlah!".

"Oh iya. Pawata!

Katakanlah!

Apa tujuanmu menemuiku?".

"Dari hasil penyelidikanku, saat ini beberapa Kelompok Sedang melakukan pengembangan Rekayasa Genetika.

Aku menemukan sesosok mayat di tepi belantara dengan sebuah tanda Khusus dan anatomi yang tak biasa.

Aku curiga, hilangnya Tobibo dan Suku RAY berhubungan dengan rencana itu!".

Sando pun tersenyum kemudian berkata.

"Mayat berjubah kuning?".-Ucap sando. 

"Ya. Benar!

Mayat itu sangat menjadi ancaman bagiku!

Aku teringat pada beberapa kasus silam yang menimpa kerajaan Kalian!

Saat ini kami juga sedang melakukan penelitian itu!

Aku berpikir hanya dengan cara yang sama bisa mengimbangi kekuatan manusia-manusia buatan itu!

Saat ini Eksperimen yang tengah kami lakukan sudah mencapai sekitar 90%.

Maka itu aku menemui kalian. 

Saat ini aku sangat membutuhkan bantuan kalian!".-Ucap Pawata seraya menundukan Kepala.

"Ya. Benar!

Kami juga beranggapan demikian!

Baiklah, Pawata ikuti aku!".-Ucap Sando seraya melangkah Keruangan Laboratorium.

Pawata pun terperangah melihat deretan tabung Cryonics yang berisi beberapa jasad manusia dengan wajah yang hampir semua sama.

"Aku tak menyangka kalian sudah sampai sejauh ini!".

"Ya. Tinggal menunggu Waktu, kloning-kloning ini akan kami keluarkan untuk menyerang mereka!".

"Apakah mereka semua terbuat dari Sel Sun?".

"Ya. Sebagian Kloning ini terbuat dari sel milik Sun, sebagiannya lagi kami buat dari beberapa campuran Sel!".

Melangkah seraya mengamati, langkah Pawata terpaku melihat Stainless stell yang berisi Wajah Bocah yang di kenalinya.

"Sando. Apakah Ia terbuat dari Sel milik Bobo?".

"Ya!

Saat ini Sel milik Bobo menjadi incaran di beberapa Kelompok!

Setelah ayahnya menghilang Kami menyelamatkannya dan membawa ke tempat ini!".

"Ya. Itu adalah sebuah keputusan yang sangat tepat Sando!".

"Ya. Sesungguhnya mayat yang kau temukan di tepi belantara itu adalah Manusia Buatan Gora yang di tugaskan Menangkap Bobo.

Bobo lah yang membunuhnya!

Gora telah mengetahui Identitas Bobo. Aku yakin saat ini Gora sedang bekerja sama dengan Berapa Petinggi kerajaan!".

"Siapa sebenarnya Gora?".

***

-Belantara-

"Hmmm, Ternyata selama ini kalian lah yang membentuk Kelompok KUNEON!".

"Ya. KUNEON kami bentuk setelah kami berada di belantara ini!

Tujuannya adalah menjaga perdamaian dari bayangan  kejahatan Dwi Murti.

Semua itu kami lakukan demi amanat dari Ayahmu!

Awalnya kami hanyalah berdua, setelah Saba dan Evu Dewasa Barulah kami merekrut Beberapa Anggota".

"Siapa Sebenarnya Saba, Evu dan Rata?".

"Saba dan Evu adalah Rakyat di kerajaan Vonggi.

Mereka tinggal di sebuah desa yang terpencil.

Sedari kecil mereka menjadi yatim akibat peperangan silam.

Sejak saat itulah Pawata mengasuhnya.

Begitu pun dengan Rata.

Saat itu aku dan Pawata ditugaskan ayahmu ke belantara untuk mencari tubuhan Obatan.

Di perjalanan kami menemukan Rata menagis tersedu sedan di tepi jurang dan ingin mengakhiri hidupnya.

*** Kilas balik

-Ingatan Regita-

"Pawata berhenti!".-Ucap Regita.

"Ada apa?".

"Dengarkan baik-baik!

Apakah kau mendengar Suara bocah yang sedang Menangis?".

"Ya!".

"Hey, Apa kau baik-baik saja Sayang?".-Ucap Regita seraya melangkah penuh hati-hati mendekati Bocah itu.

"Siapa kau?".-Ucap Rata seraya menatap Regita.

"Aku orang baik Kok!

Kamu kenapa?".

Perlahan Regita melangkah mendekati Rata yang telah mengancamnya akan melompat jika Ia terus mendekat.

Perhatian Rata pun berhasil mereka alihkan, Tanpa Rata Sadari Pawata telah berada di sisinya untuk mencegah langkahnya.

Regita pun mendekapnya penuh kehangatan.

"Tenanglah!

Kami bukan Orang jahat loh!".-Ucap Regita seraya mengusap pundak Rata.

Regita berhasil menenangkannya.

"Kamu kenapa?".-Ucap Pawata seraya bertekuk lutut.

"Aku sangat lapar!".

Pawata pun mengambilkan Sepenggal Roti dari saku celanya.

"Ini. Makanlah!

Nama kamu siapa?".

"Rata!".

"Kenapa kamu menangis?

Kamu tersesat ya?".

Tak ada jawab, Rata melahap seluruh Roti itu.

"Hmmm. Ini minumlah!".-Ucap Regita seraya menyodorkan Sebotol Air.

"Hmm. Rumah kamu dimana?

Ibu kamu pasti sedang mencari!

Ayo. Kakak antar pulang ya!".

Regita tertegun melihat Rata menundukan kepala.

Tanpa suara. Air matanya pun kembali berlinang.

Regita pun kembali mengusap Pundaknya, untuk menenangkannya.

"Sudah. Rata tak perlu Sedih!".

"Aku tak punya Rumah!

Ayah Ibu dan Adik semua sudah tewas di bunuh Orang itu!".

Regita pun kembali bertekuk mendekapnya.

"Biadab".-Ucap Pawata dalam hati seraya.

"Sekarang Rata tak usah sedih ya!

Ikutlah dengan paman dan kakak!".

"Mulai saat itulah Rata tinggal bersamaku!

Seperti itulah kisahnya!".-Tutup Kisah Regita.

"Hmm. Bagaimana sampai kau bisa mengenal mereka?".

"Mengenal mereka ya?".

"Satu waktu, saat aku dan bobo menjalankan sebuah Misi kami bertemu dengan mereka.

Kami pun bertarung.

Dalam peetarungan itu kami pun berhasil mengalahkan mereka Bertiga.

Seranganku belatiku berhasil mengenai Saba dan membuatnya terluka.

Saat itu, Rata dan Evu mencoba menyelamatkannya dan membawanya pergi.

namun Saba berhasil ditangkap oleh Bobo.

Saat itulah kami membawanya lalu menjadikannya Tawanan.

Kami membawa Saba di suatu tempat.

*** Ingatan Ribusah

Kaki dan tangan terikat, Saba mencoba meronta melepaskan ikatan itu.

"Apakah kau disewa untuk menggagalkan rencana kami?

Tak ada kata. Saba menatap tajam Bobo penuh Amarah.

"Siapa kau sebanrnya?

kau bekerja untuk siapa?".

Ribusah berikan Ia sepenggal Roti!

"Dengarkan Aku baik-baik!

Setelah kau memakan Roti itu kemudian kau tak menjawab pertanyaanku, Tamatlah Riwayatmu! ".-Ucap Ketus Bobo

Di sebuah Ruangan.

Duduk seraya menatap Pelita.

Ribusah : Apakah kau yakin bahwa dia adalah Prajurit dari kerajaan Taipa Madika?".

Bobo : Aku tak begitu yakin!

Sepertinya seseorang telah menugaskan mereka untuk menggagalkan rencana kita!".

Menghela nafas dalam.

"Apa rencanamu?".

"Selesai makan, kita temu dia. Kita paksa dia agar memberitahu identitasnya!".-Tutup Bobo.