Fase jatuh cinta itu ada di akhir, untuk mereka yang menganggap tidak mudah dalam memberikan perasaan sayang terhadap seseorang. Begitulah yang dipikirkan lelaki ini, selama ia hidup mungkin ia beberapa kali menemukan seseorang yang mampu membuatnya suka, biasanya laki laki karna kecantikan, kebaikan, bahkan keunikan. Tapi hal tersebut adalah hal yang wajar, itu adalah fase awal yang tidak tau akankah berlanjut pada fase sayang lalu jatuh cinta atau tidak.
Pertamakali Daniel melihat Rezka, di lorong jalur perpustakaan tepat dari jendela dekat pintu, Daniel melihat seorang perempuan yang tengah asik membaca buku. Indah, cantik, pertamakali ia melihat padahal hampir dua tahun ia sekolah.
"Niel!" Suara dengan intonasi menekan yang sedari tadi memanggil membuat Daniel kaget.
"Kenapa lu?" Tanya Ines, sahabat dekat Daniel sedari kecil.
"Ee-engga" Jawab Daniel dengan pandangan yang berusaha untuk berhenti melirik kembali kepada Rezka.
Daniel Aldebaran Pramono, seorang yang menjadi most wanted disekolahnya. Sifatnya yang dingin terhadap perempuan, wajah dengan hidung sedikit mancung yang disertai mata elang dan bibir yang menggoda membuat ia banyak dikagumi oleh kaum hawa.
"Ngambil bola basket" Lanjut Daniel sembari menunjukan bola basket yang sedang ia pegang
"Ayo ke kelas, udah masuk" Ajak Ines
Selama ini Daniel pernah menyukai seseorang, tapi semua itu berhenti sampai suka, tidak sampai pada titik ia jatuh cinta. Jelas berbeda antara suka dan jatuh cinta, mungkin memang paras adalah awal untuk beberapa orang memulai untuk menuju hubungan yang lebih, tapi karakter dan saling pengertian adalah kunci untuk melanjutkan suka menjadi cinta.
"Woy!" Sapa Ines diparkiran setelah pulang sekolah
"Gada bakat lain apa selain ngagetin gue hah?" Jawab Daniel sembari memberikan helm yang biasa Ines pakai berboncengan dengan Daniel.
"Hehe" Jawab Ines
"Oh iya, besok kelas lu tanding basket bareng XII IPA 1 kan ya?"
"Semangat jagoan basket gue" Lanjut Ines sumringah menyemangati Daniel
Daniel tidak merespon omongan Ines, ia langsung menyalakan motornya untuk pergi pulang, kebetulan rumah Ines tidak jauh dari rumah Daniel.
***
Lapangan basket sudah ramai meski pertandingan belum dimulai, kali ini antara dua kelas yang terkenal hebat dalam basket akan bertanding. Kelas XII IPA 1 vs XI IPS 5, meskipun kelas XI, didalam kelas tersebut terkenal banyak pemain basket yang masuk pemain inti sekolah, salah satunya adalah Daniel. Daniel adalah murid yang mampu famous sejak awal masuk karena kemampuan basketnya.
"Liat itu Daniel, keren banget" terdengar suara diskusi kaka kelas saat Ines sedang ikut menonton pertandingan tersebut
"Priiit" suara peluit pertanda dimulainya pertandingan telah berbunyi.
"Go go IPS 5"
"Go go IPA 1" begitulah suara yang terdengar ramai saling membalas dengan yel yel masing masing kelasnya.
"Goool" Teriakan dari IPS 5 bahagia saat Daniel kembali mencetak skor.
Ines nampak aneh saat melihat sahabatnya beberapa kali melirik kearah podium penonton, nampaknya memang ada yang sedang sahabatnya cari dan perhatikan. Tepat sekali, saat itu Daniel beberapa kali mengarahkan pandanganya kepada Rezka yang tengah menonton basket tapi matanya justru fokus pada buku yang sedang ia baca.
"Ciee ada yang lagi ngincer Kaka kelas nih" Ines langsung mendekati Daniel saat pertandingan selesai
"Mantap mainnya lu Niel, selamat atas kemenangannya" Lanjut Ines
"Dah biasa menang"
"Jeeeh malah sombong lu" Jawab Ines sembari mendorong Daniel kesal
"Mana minuman gue, ga ngasih appreciation gitu atas kemenangannya" Jawab Daniel menyelidik
"Tenang, gue ga lupa"
"Nih" jawab Ines dengan memberikan sebotol air mineral
Daniel mengambil minuman itu sembari duduk merilekskan kakinya
"Naah itu kan ya Kaka kelas yang lu liatin tadi?" Tanya Ines saat melihat Rezka
Daniel hanya melirik memastikan dan tidak menjawab apapun
"Gue tau namanya" lanjut Ines
"Siapa?"
"Dih, giliran nama aja baru lu jawab Kuda"
"Usaha sendiri dong cari tau namanya"
Daniel menatap Ines "Oke"
"Semoga kali ini lu jatuh cinta ya" Jawab Ines sembari beranjak dari tempat duduknya untuk pergi ke kelas lebih dulu
Daniel tahu ini hanya sebatas suka, ia hidup memang penuh dengan banyak teori, bahkan kasmaran sekalipun. Pintar mungkin tidak termasuk, tapi Daniel selalu masuk rangking 10 besar. Menurutnya mencintai seseorang itu bisa ditentukan kapan, tapi siap atau tidaknya patah hati adalah pertanyaan yang besar ketika kemungkinan ia akan salah memberi perasaan terhadap seseorang.
***
Rezka Dwi Ayu nama lengkap dari perempuan yang sebenarnya famous karna pintar, baik dan cantik. Hanya sikap pendiamnya yang membuat banyak orang tidak begitu membahas ia disekolahan. Karena itu Daniel justru baru tahu sejak melihatnya dari balik jendela perpustakaan, sebab Daniel hampir sama dengan Rezka, tidak memperdulikan lawan jenis bahkan siapapun disekitarnya, ia hanya fokus pada kesenangan dia, basket, main, dan kebebasan.
Rezka merupakan murid dari kelas XII IPA 1, ia selalu masuk rangking pertama satu sekolah. Banyak cowo yang berusaha mendekati, namun Rezka selalu acuh terhadap hal seperti itu.
"Niel nanti latihan jadi?" Tanya Rangga teman basket Daniel.
"Jadi, jam empat sore ya"
"Oh iya Nes, lu pulang sendiri dulu ya, nih gue kasih ongkos buat naik angkot" Obrol Daniel sembari memberikan uang ongkos dan mengacak acak rambut Ines
"Y"
"Yaudah yu masuk, istirahat udah beres nih" Obrol Rangga
"Nes bayarin jajanan gue ya, pake uang tadi, kembaliannya baru buat ongkos" Obrol Daniel sembari memberikan senyum liciknya
"Awas lu ya" Jawab Ines kesal
"Ade Kaka tak serahim memang unik"
Akhirnya mereka beranjak pergi dari kantin setelah makan siang selesai.
***
Bel pertanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi, gerbang sekolah dengan cepat dipenuhi oleh siswa siswi yang segera pulang.
"Woy, lu udah liat kan cewenya gamau diajak bareng" Obrol Daniel tidak jauh dari sekolah saat melihat Rezka ketakutan dipaksa bareng dengan seseorang.
"Siapa lu?" tanya lelaki itu
"Gaperlu tau siapa gue, cabut sekarang atau lu bakal nyesel gangguin dia"
"Anjing, bacot!" Jawab lelaki itu sembari memukul Daniel dengan helm motornya.
Daniel dengan sigap melawan, perkelahian terjadi dan hanya ada mereka bertiga. Untung saja Daniel bisa membuat orang itu kabur dan pergi, Daniel mengalahkannya.
"Ma-makasih" Obrol Rezka sembari langsung berjalan
"Gamau gue anter pulang?" tanya Daniel
"Gausah, makasih"
"Oke, hati hati ya. Kalo dia ngehadang lu lagi, tendang aja anunya" Jawab Daniel sembari menyalakan motornya.
"Eh tunggu" Jawab Rezka nampak berubah pikiran
"Aku ikut bareng" Lanjut Rezka berbicara sembari menundukkan kepalanya.
Daniel tersenyum "yaudah naik"
"Eit bentar dulu, gue Daniel" Lanjut Daniel
"Rezka" tanpa membalas uluran tangan Daniel sembari menaiki motor
"Cowo lu?" Tanya Daniel sembari mulai menjalankan motornya
Rezka tidak menjawab, begitupun Daniel tidak meneruskan percakapannya. Di sepanjang perjalanan mereka hanya berbicara mengenai arah pulang Rezka, tidak lebih dari itu.
"Makasih" Obrol Rezka sesampainya didepan rumah
"Bisa lu kalo ngobrol wajahnya ga nunduk begitu?" Jawab Daniel
Rezka akhirnya mengangkat kepalanya, mencoba membuat pandanganya mengarah pada Daniel.
"Ta-tadi cowo lu?" Tanya Daniel mendadak gugup.
Wajar saja, matanya yang indah dengan tatap yang berbinar ,hidung yang mancung serta bibir tipis begitu sempurna ditambah rambut indah yang tidak terlalu panjang dan wajah sedikit blaster itu membuat Daniel benar benar menyadari bahwa seakan lebih baik ia merunduk saat berbicara dengan lelaki jika tidak ingin lelaki itu suka seketika.
"Mantan" Jawab Rezka dan langsung pergi menuju gerbang rumahnya
Daniel tidak menjawab apapun, ia langsung pergi menjalankan motornya menuju tempat latihan basket.
***
"Tumben lu telat" sambut Rangga ketika Daniel baru saja sampai di tempat latihan
"Muka lu kenapa Bro?" Tanya Ajay yang melihat memar di wajah Daniel
"Kaga, ribut gue sama mantannya si Rezka"
"Hah? Rezka Kaka kelas maksud Lo?" Jawab Rangga kaget
Daniel hanya melirik sebagai tanda jawaban iya
"Anjing ko bisa?" Tanya Rangga semakin penasaran
"Mau latihan mau ngomongin orang kampret?" Jawab Daniel
"Ya heran aja darimana lu kenal Rezka"
Daniel tidak menjawab kembali, ia hanya tersenyum licik seperti biasanya.
Latihan pun berlangsung, semuanya nampak mulai kecapean setelah hampir selesai.
"Haii" Sapa Ines yang tiba tiba ada di pinggir lapang setelah latihan selesai.
"Ngapain lu kesini, sama siapa?" Tanya Daniel penasaran
"Sendiri" Jawab Ines dengan memamerkan senyum manjanya
"Halo Ines" Sapa Ajay, Ajay memang sudah lama menyukai Ines, hanya Ines tidak pernah meresponnya dengan serius.
"Hai Ajay"
Daniel melirik terhadap Ajay dan Ines penuh selidik
"Tenang Niel, Ade lu aman kalo sama gue" Obrol Ajay
"Mau gue siram?" Jawab Ines
"Eh engga dong" Jawab Ajay sembari menjauh
Ajay tahu Ines becandanya selalu beneran, oleh karena itu ia langsung menjauh. Semua teman teman Daniel telah mengenal dekat Ines, bahkan hampir satu sekolah tahu tentang kedekatan Ines dengan Daniel, meski beberapa ada yang menganggap mereka pacaran.
"Heh, kenapa Lo?" Tanya Ines kaget melihat memar di bagian kepala Daniel
"Berantem sama mantannya Rezka" Jawab Rangga
"Hah? Kobisa? Bentar, lu udah tau namanya juga Niel?"
"Gue bingung, harus seneng atau sedih ya?" Lanjut Ines
"Aduh, sakit!" Respon Ines saat Daniel tiba tiba mencubit pipi Ines
"Lagian temen lu memar begini mau seneng" Jawab Daniel
"Ya kan seneng lu udah mulai kenal Kuda Niel"
"Tau darimana itu mantan Rezka?" Tanya Ines menyelidik
"Gue nanya" Jawab Daniel
"Artinya Rezka gapunya pacar? Horeee, semoga Lo jatuh cinta Daniel tayaang" Jawab Ines sumringah
Daniel tidak menjawab, ia hanya diam duduk merilekskan badan sembari minum.
Waktu mulai malam, memang sudah seharusnya mereka pulang, sebab besok masih hari sekolah dan ada pertandingan antar kelas.
"Gue duluan pulang ya" Orbol Daniel sembari beranjak pergi.
"Daaah teman teman" Obrol Ines
"Aduuh iih iya ayoo" Respon Ines saat Daniel menjewernya untuk segera pergi.
Daniel dan Inespun pulang lebih dulu, dilihat dari pemandangan teman temannya mereka mirip seperti adik Kaka dan pacaran. Posisi berjalan dengan di rangkul serta dibumbui oleh candaan candaan membuat Ajay sedikit iri melihat Daniel.
***
"Hai Daniel" Sapa seseorang saat Daniel dan Ines sampai diparkiran sekolah.
Daniel hanya membalas dengan senyuman.
"Ciee ada aja ya yang usaha deketin Lo, lah gue" Obrol Ines
"Ines?" Terdengar seseorang memanggil tidak jauh
Ines menoleh "eh iya?" Jawab Ines
"Em maaf siapa?" Lanjut Ines kebingungan sembari senyum bingung dicampur malu sebab takut disangka sombong karna tidak mengenal teman satu sekolahnya.
"Oh iya, gue Azka" Jawab lelaki itu
"Nah, tuh" Obrol Daniel sembari pergi dan tersenyum meledek
"Eh, Nes?"
"Iya?"
"Gue boleh minta nomor Lo?"
"Eh, buat apa?" Jawab Ines heran
"Buat..." Terlihat lelaki itu sedang berpikir dan bingung
"Ah buat gue save terus gue chat nantinya"
Inespun langsung mengambil HPnya dari saku dan memberikan nomor whatsapp
"Makasih" Jawab Azka, dia Kaka kelas dari kelas XII IPA 3
Setelah melihat Daniel yang tak lagi terlihat batang hidungnya, Ines langsung segera pergi ke kelas menyusul Daniel.
"Jangan sombong dong, mentang mentang ada yang suka" Ledek Daniel ketika Ines duduk di bangkunya.
"Apaan si, dia minta nomor gue"
"Terus?"
"Ya gue kasih lah"
"Idiih mantap"
"Nomor lu" Jawab Ines polos.
"Hah?" Respon Daniel kaget bahkan membuat sekelilingnya ikut kaget
"Iih apaansi lebay" Jawab Ines.
"Ya lu ngapain ngasihnya nomor gue Ineees" Jawab Daniel sembari mencubit hidung Ines kesal.
"Lo kira gue gay hah?"
"Hahaha, ya engga lah. Pengen aja"
"Ih gue kasih aja nanti nomor lu gampang" Jawab Daniel santai.
"Assalamualaikum" suara Ibu guru terdengar tengah masuk sekaligus mengakhiri percakapan mereka berdua.
Kelaspun berlangsung, Daniel masih merasa kesal atas kekonyolan Ines tadi.
***
Bel istirahat berbunyi, Daniel melintas di lorong menuju toilet, disana sepi.
"Aah" Teriak Daniel kesakitan saat seseorang memukulnya dari belakang
"Mampus lu anjing macem macem ke temen gue"
"Aaah, anjing" Geram Daniel kesakitan dan balas memukul
Disana terjadi perkelahian yang tiba tiba, empat orang Kaka kelas tiba tiba menghajar tanpa alasan yang jelas.
"Hei" Teriak mang Dadang berusaha memisahkan dari kejauhan
"Gapapa kamu?" Tanya mang Dadang penjaga sekolah mendekati Daniel
"Gapapa mang, makasih" Jawab Daniel menahan sakit dibagian perut
"Ayo mamang antar dulu ke UKS"
Daniel akhirnya dibawa ke UKS, disana ia masih bingung kenapa Kaka kelas tadi tiba tiba menghajarnya.
"Nieel" Suara Ines begitu terlihat cemas, ia langsung pergi ke UKS saat mendengar kabar Daniel
"Gapapa gue"
"Mereka juga sempet gue hajar"
"Siapa si Kaka kelasnya?" Tanya Ines menahan tangis
"Dih lebay mau mewek, gatau gue ga kenal"
"Aduuh" Respon Daniel saat Ines memukul kesal
"Eeh" Respon Ines kaget
"Maaf lupa"
"Lupa lupa" Jawab Daniel balik kesal.
"Eh Lo?" Sapa Daniel kaget terhadap seseorang yang tiba tiba datang.
"Sorry ya, yang mukulin kamu temen temen mantan aku yang sempet kamu pukul kemaren" Obrol Rezka mencoba menjelaskan
Daniel tersenyum "ooh, jadi gara gara itu, oke gapapa tenang aja"
"Sekarang gimana?" Tanya Rezka bertanya dan merasa bersalah
"Fine, bentar lagi juga mau ke kelas, nih udah di jemput sama suster" Jawab Daniel menunjuk Ines
"Ooh oke, pacar yang baik" Jawab Rezka
"Hah? Bukan ka, aku bukan pacarnya orang ini" Respon Ines langsung menjawab dengan cepat.
Rezka tidak menjawab samasekali, ia hanya tersenyum dan pamit pergi serta meminta maaf kembali karna masih merasa bersalah.
"Pesan gue, jangan Lo balas dendam" Ines langsung berbicara seakan tau apa yang ada dipikiran Daniel
"Ga janji"
"Nieel, lu udah janji ga akan kaya dulu lagi" Jawab Ines
Daniel tidak menjawab, ia hanya beranjak dari ranjang UKS dan mengajak Ines keluar.
"Iih" Respon Ines kesal, sebab ia tau apa yang dipikirkan sahabatnya itu.