Chereads / Gadis Belia Yang Jelita / Chapter 4 - Gelang Indah

Chapter 4 - Gelang Indah

"Surprise," ucap mereka serentak yang membuat Mirna terkejut.

Mereka mulai menyanyikan lagu Happy birth day to you untuk Mirna, dan dari belakang Mirna, Angga membawa kue besar yang akan di persembahkan untuk Mirna.

"Selamat ulang tahun Mama tercinta," ucap Angga sambil mengecup kening Mirna.

"Terima kasih banyak Sayang," ucap Mirna sambil meneteskan air mata harunya melihat kekompakan keluarga dia dalam menyenangkan hatinya.

"Permisi," ucap salah seorang laki-laki dari luar pintu.

"Biar Intan saja yang temui," ucap Intan sambil berlalu ke pintu depan.

"Maaf, ada perlu apa ya Mas?" tanya Intan pada lelaki yang bekerja sebagai kurir.

"Saya ingin bertemu dengan perempuan yang bernama Clara, ini ada titipan bunga," ucap kurir tersebut

"Oh, sebentar saya panggilkan dulu," ucap Intan yang pergi menemui Clara.

"Clara, di luar ada kurir pengantar bunga," ucap Intan pada Clara yang membuat Clara mengerutkan keningnya.

"Bunga apa Kak? Clara tidak merasa memesan bunga," jawab Clara.

"Sudah, kamu temui dulu di luar," ucap Imtat di sela-sela acara Mirna yang sedang berlangsung.

Clara berjalan keluar menemui kurir tersebut, "Ada apa Pak?" tanya Clara.

"Ini Mbak ada bunga kiriman Mas kemarin," ucap kurir tersebut.

"Mas kemarin?"

"Iya, katanya, namanya cukup di kasih tahu Mas kemarin, ini juga ada kado untuk Ibu Saira dari Mas kemarin," ucap Kurir tersebut yang memberikan kotak kecil untuk Clara, yang membuat Clara penasaran apa isi kotak kecil tersebut.

Clara mengambil kado tersebut dan menemukan satu kertas kecil di atasnya berisi tulisan, "Hai putri Salju, aku titip kado ini ya untuk Tante kamu, bilang dari calon menantunya," baca Clara dalam hati membuat Clara menggeleng-geleng ngeri membaca tulisan di kertas tersebut.

"Pak, ini paket tidak bisa dikembalikan?" tanya Clara pada kurir tersebut sambil menunjukkan paket buka dan kado yang sudah ada di tangannya.

"Maaf Mbak, tidak bisa," jawab kurir itu.

"Ya sudah, terima kasih banyak Pak ya," ucap Clara yang bingung harus membawa kado tersebut ke mana.

"Clara, kamu kenapa masih di sini? Ayo ke dalam lagi," ucap Intan yang menarik tangan Clara dengan lembut.

"Tapi Kak, Clara mau buang ini dulu," ucap Clara yang menghentikan langkah Intan.

"Di buang? Kenapa? Bunga kiriman dari gebetan kamu itu kan? Sudah tidak usah di buang, berarti dia orangnya romantis," ucap Intan kembali yang menggoda Clara sambil mencolek hidung Clara.

"Bukan begitu Kak, tapi Clara tidak suka sama dia, lagian Clara juga tidak mau pacaran, masih SMA."

"Iya, Kakak ngerti, tapi tidak apa-apa menghargai pemberian orang lain, jangan dibuang ya bunganya, ini cantik banget," puji Intan yang ikut mencium bunga pemberian dari Rio, Rio sengaja memilih bunga mawar ping dan mawar merah seperti bunga kesukaan Intan waktu dulu.

"Kakak suka? Kalau kakak suka kakak ambil saja," ucap Clara sambil menyodorkan bunga tersebut untuk Intan.

"Jangan, nanti Mas kamu cemburu sama kakak, nanti dia pikir kakak terima bunga dari lelaki lain," jawab Intan lagi.

"Clara malas bawa ke dalam, ini juga ada kado titipan untuk Tante Mirna," ucap Clara lagi.

"Ya ampun Dek, gebetan kamu sudah romantis, perhatian lagi, pasti orangnya baik."

Clara hanya tersenyum salah tingkah saat Intan memuji lelaki yang bahkan Intan srndiri belum kenal.

"Ini Clara kasih untuk Tante Mirna saja Kak ya, kan Tante juga suka sama bunga."

"Boleh-boleh, pasti Mama sangat suka."

Clara dan Intan kembali ke acara ulang tahun Tante Mirna mertuanya Intan, dan sesampai di sana Clara memberikan kado tersebut pada Mirna.

"Tante, ini ada kado dari temannya Clara, sekalian bunga ini juga," ucap Clara yang memberikan Bunga dan kado tersebut.

"Dari teman kamu?" tanya Tante Mirna dengan kaget karna bunga yang diberikan oleh Clara adalah bunga yang sangat mahal.

"Iya Tante, semoga Tante suka," ucap Clara dengan gugup.

"Suka dong, ini cantik sekali, Tante juga buka kadonya ya," tanya Mirna pada Clara membuat jantung Clara dag dig dug takut isinya aneh-aneh.

Mirna dengan lihai membuka kado pemberian Clara, "Ya ampun Sayang, teman kamu itu orang kaya raya ya, lihat nih, Tante dibeli in gelang mewah, cantik banget," puji Mirna yang langsung memakai gelang mewah pemberian Rio.

"Em ... i ... iya Tante," jawab Clara gugup karna dia tidak mau kalau pemberian tersebut ternyata dari om-om yang baru dia kenal beberapa hari ini.

"Aduh Alena, sepertinya kita akan dapat calon besan kaya raya ini," ucap Tante Mirna yang menggoda adik kandungnya.

"Tapi Clara tidak pernah cerita sama aku dia punya pacar," jawab Alena mengerutkan keningnya.

"Clara memang tidak pacaran Ma, kan Clara masih SMA, tahun depan Clara lulus, dan Clara sedang mempersiapkan diri untuk masuk kuliah," jawab Clara gugup, dia juga takut kalau Angga mengetahuinya pacaran, Angga pasti marah, karna Angga sudah menganggap Clara seperti adik kandungnya.

"Bagus itu, kamu tidak boleh pacaran masih kecil," ucap Angga yang merangkul adik sepupunya itu.

"Nggak Mas, Clara tidak berani pacaran," jawab Clara lagi sambil tersenyum.

"Nanti kapan-kapan kamu ajak teman kamu itu ke rumah Tante, Tante mau ngucapin terima kasih sama dia," ucap Mirna pada Clara.

"Iya Tante."

Acara ulang tahun Tante Mirna pun dilanjutkan, tamu undangan satu persatu pun datang hingga rumah tersebut di penuhi dengan para tamu.

Intan dengan sigap melayani tamu-tamu mertuanya itu, dia sebagai menantu satu-satunya selalu menjadi wanita kuat dan sigap dalam banyak hal.

Suaminya seorang Direktur perusahaan terkenal membuat Intan selalu bertemu dengan orang-orang penting.

"Intan, kamu kalau lelah istirahat dulu," ucap Mirna pada menantunya.

"Baik Ma, tapi Intan masih kuat kok," jawab Intan dengan sopan.

"Terima kasih banyak ya, kamu sudah menyiapkan ini semua sendirian," ucap Merna kembali sambil menggenggam tangan Intan.

"Sama-sama Ma, Intan akan selalu membuat Mama dan Mas Angga bahagia," jawab Intan tersenyum.

Mirna memeluk tubuh Intan, dia sangat menyayangi menantunya itu, meski pada awalnya dia sempat menolak mentah-mentah hubungan Intan dengan Angga, tapi akhirnya dia luluh juga melihat kebaikan Intan dalam merawatnya semasa dia terkena strok ringan.

"Intan temui Mas Angga dulu Ma ya, Intan takut Mas Angga lupa makan," ucap Intan pada mertuanya.

"Iya, sudah jadi hal biasa kalau dia bertemu dengan teman-temannya, bawaannya ngomongin bisnis sepanjang hari, kamu harus segera menemui dia," jawab Mirna.

"Baik Ma."

Intan segera mencari keberadaan suaminya, tak sulit untuk menemukan Angga, Angga terlihat duduk mengobrol serius dengan lelaki yang terlihat seumuran dengan dia.

Bersambung ...