Hana mencebik melihat tampang Farhan yang sedikit merendahkan hasil karya masakannya yang sangat seadanya, ayam goreng dan sambal. Hal yang mudah dan simpel baginya, oh ada lalaban juga berupa daun selada kesukaan abang.
"Iya, Hana tau kalau masakan Hana begitu cantik dan elegan sampai gak bisa di makan, dahlah buang aja."Ujar Hana mulai tersinggung dengan tatapan abang, mencoba mengambil tempat makan di hadapan abang yang langsung tertawa tertnahan.
"Yailah, gitu doang. Sayang kalau di buang mubazir, mending abang makan walau harus sakit perut."Jawab Farhan yang lahap memakan masakan Hana dan sang empu bersidekap saja di hadapan Farhan.
Tentu saja, abang nggak pernah membuang masakan Hana mau itu enak atau sangat nggak enak. Abang akan tetap menghormatinya dengan memakan sampai habis, kecuali bentukan masakan Hana benar-benar beracun mungkin abang hanya akan sedikit meracik kembali rasanya agar lebih manusiawai.