Violet sukses menjauh dari mulut gua tempat dimana dirinya berpindah dari dunia asalnya. Gadis itu kini hanya berjalan sendiri, menyusuri seluruh isi hutan ini. Entah apa yang akan dia lakukan disana, dengan pakaian seadanya Violet menapakan kaki dengan tergesa.
Dirasa dirinya telah berjalan cukup lama, Violet menyadari bahwa hari sudah semakin gelap. Suara jangkrik, dan burung mengisi kesunyian malam tak bernyawa, seperti hutan yang telah 'mati'. Tiba-tiba terdengar suara dari balik semak-semak.
Violet tercekat, "s-siapa itu?"
Satu kaki sebelah kanan muncul dari sana, berbulu putih sebersih salju, dan juga mata yang tajam. Di ujung jari kukunya nampak terlihat sangat runcing seperti jarum. Gadis itu lantas langsung menyadari bahwa yang muncul dari balik semak adalah se-ekor Serigala.
Mundur dengan perlahan hingga tak melihat jalan, Violet saat itu tidak sengaja tersandung sebuah akar pohon yang keluar dari tanah, dirinya pun terperosok ke jurang yang ada dibelakangnya.
Tergelincir, "aaah, t-tidak! Gawat," berteriak.
Ia memejamkan matanya dan bergulat dengan dirinya sendiri melawan ketakutan, dan rasa sakit. Gadis dengan tinggi 157 cm itu kemudian mencoba untuk membuka matanya, buram. Samar-samar terlihat Serigala yang ia temui ikut melompat, dan terbentuklah semacam cincin sihir yang bersinar. Seorang pria tampan menangkap tubuhnya.
Violet pun tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, "apa mataku benar-benar sudah rusak? Apakah yang dikatakan Shyera itu sungguhan? K-kornea ku bermasalah!"
Merasa panik dan juga bingung secara bersamaan, Violet kira itu adalah karma karena sudah bersikap berlebihan terhadap teman barunya Shyera, dan ia sengaja menampar wajahnya sendiri dengan sangat keras.
"Aw, aw, aw. Sakit," dalam hatinya, iapun melirik pria tampan yang telah menyelamatkan dirinya dari jurang, tak lain, dan tak bukan dia adalah se-ekor Serigala yang ia temui tadi.
Mendarat dengan mulus, "apa kau baik-baik saja, Nona?" menanyai keadaannya.
"Haha, sepertinya," mencoba untuk tetap kalem.
Serigala dengan wujud manusianya kini mengendus tubuh milik Violet. Dirasa tidak sopan, gadis itu dengan spontan mendorong pria tampan yang ada didepannya.
"Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau tidak tau cara bersikap baik pada seorang gadis?"
"Tunggu dulu, Nona ini bangsawan, ya?" Pria itu malah bertanya balik pada gadis di depannya yang tidak tahu apa-apa.
Gadis yang tak lain adalah Violet merasa bingung, maksudnya seorang bangsawan? Iapun bertanya karena ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi. Tak tanggung-tanggung, bukan hanya satu, gadis itu menanyakan semua yang terdapat dipikirannya.
"Kalau boleh tau, aku sekarang ada dimana? Ini tahun berapa? Aku siapa? Dan mengapa aku bisa ada disini?"
Pria itu mengubah wujudnya kembali menjadi Serigala, pola cincin lingkar sihir itu kembali terbentuk dan memancarkan cahayanya yang bersinar terang, pertanyaan gadis itu belum terjawab olehnya, mulut Violet ternganga karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dengan santai Serigala yang ada didepannya kembali mengendus.
Sadar, iapun langsung menggelengkan kepalanya, "Hei, jawab pertanyaanku!" Violet merasa diabaikan. "T-tunggu dulu, itu kan Serigala yang tadi," ucapnya dalam hati sambil mengerjapkan matanya berulang kali untuk memastikan yang dilihatnya tidak salah.
Namun, Serigala didepannya kembali mengucapkan hal yang tidak masuk akal setelah mengendus tubuhnya, "Wangi yang sangat manis, begitu memabukkan, seperti madu yang dicampur dalam segelas whisky, terlihat beracun, namun bisa menyembuhkan."
Matanya terbelalak melihat se-ekor Serigala bisa berbicara. Dirinya benar-benar linglung, Violet bahkan tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Serigala tersebut. Dirinya mengira bahwa jiwanya lelah, dan butuh istirahat, karena mimpi aneh yang terus muncul membuat tenaganya terasa sedang dikuras.
"Benar, aku pasti sedang bermimpi lagi," menenangkan dirinya sendiri.
Mengingat sihir yang keluar dari Serigala tadi, pikirannya semakin kacau. Violet menepuk-nepuk kepalanya dengan keras, melihat ada pohon disampingnya ia langsung membenturkan kepalanya kesana berulang kali.
"Nona, apa kau benar baik-baik saja?" Serigala itu bertanya karena merasa khawatir, "tidak baik membenturkan kepalamu kesana," ucapnya.
Violet menoleh kearah Serigala itu, dan berkata, "apa kau merasa sekarang aku ini sedang baik-baik saja?" bertanya.
"Sepertinya sih tidak," dengan santai Serigala berbulu putih itu membalasnya.
"Ya tuhan!" Violet membuat wajahnya sendiri terlihat konyol dengan menggigit bagian bawah bibir, dan kedua alisnya melengkung kebawah, iapun kembali membenturkan kepalanya kepohon disampingnya, dan berharap bahwa kenyataan yang dirasa mimpi ini akan segera berakhir.
Serigala itu hanya menatap, dan berpikir bahwa gadis yang ada bersamanya adalah orang gila, "Nona, jika kau terus seperti ini maka aku akan pergi, senang bisa bertemu denganmu di Hutan ini," berbalik untuk meninggalkan Violet sendiri.
Bingung harus apa jika dirinya sendirian di hutan, gadis itu tanpa sadar meraih ekor yang menari-nari untuk menghentikan sang Serigala, namun karena perbuatannya Serigala itu sampai kaget hingga melompat.
Menggeram, "apa yang barusan Nona lakukan dengan ekorku?!" marah.
"T-tidak, maaf. Aku sungguh tidak ada niat untuk meraihnya," frustasi.
"Ya tuhan! Aku pasti akan di makan oleh Serigala ini. Siapapun! Tolong selamatkan aku... Serigala itu akan marah besar padaku," kembali memejamkan mata karena takut jika Serigala itu akan memakan dirinya.
"Nona, kau mau tau ini tahun berapa, dan kau sekarang ada dimana?" diluar dugaan, Serigala itu tidak jadi marah, dan bersikap biasa saja.
Violet membuka matanya, "tentu saja aku mau tau."
Terjawablah sudah pertanyaan yang ada di dalam benaknya saat ini. Dia sedang berada di Negeri Oriana, tempat dimana dirinya berpijak sekarang adalah bagian dari Kerajaan Oriana, Hutan ini bernama Meadow. Negeri Matahari Terbit yang agung, Negeri dengan kekayaan emasnya yang berlimpah, dan masyarakatnya yang terlihat cukup makmur.
Serigala tersebut mengatakan bahwa Negeri Oriana saat ini berada di tahun 1524, sedangkan tempat Violet berasal sudah di tahun 2018. Sangat shock, kaki gadis itu kembali lemas, dia teringat kalimat di paragraf ke-1, di bab ke-3 pada buku yang ia baca. Oriana, ini adalah tempat dimana sang gadis yang bertepuk sebelah tangan itu dilahirkan! "Unrequited Love," itu dia point utamanya.
"Wow," kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah kalimat itu, W.O.W, sungguh??
"Aku tidak percaya, hahahahah. 1524 katamu?"
"Benar, Nona. Kenapa kau menanyakan hal itu? Oh iya, Nona bertanya, "aku ini siapa?" Bukankan Nona dari keluarga bangsawan? Dari bau-mu saja sudah tercium kalau Nona ini adalah bangsawan ternama."
Membuat wajah konyol sekali lagi, "haaa-" Violet bengek, "jangan bercanda!" sambil mengibaskan tangan kanannya kedepan dada.
"Aku tidak bercanda," wajah Serigala itu nampak sangat serius, hal tersebut membuktikan bahwa Violet adalah benar seorang bangsawan.
Memijat kepalanya, "aku adalah gadis keren dari Universitas Eobrey, tidak boleh menyerah hanya karena hal seperti ini," menyemangati diri sendiri di dalam hati.
"Aku bahkan tidak tau jati diriku sekarang, sebenarnya kesialan macam apa yang terjadi?" lanjutnya.