Bagaimana perasaanmu, ketika kau menjadi istri pengganti yang menggantikan posisi saudara kembar mu untuk melayani suami yang bukan milikmu? Benar, pria itu bukan milikmu! Jika waktu telah tiba, kau harus menyerahkan posisi itu, juga sang pria kepada pemilik aslinya. (Vyschella Ciara Demougust)
**
"Tuan muda, apakah Anda sedang tidak sehat?"
Oscar memerhatikan wajah tuannya yang sejak tadi murung. Ia tahu bahwa sang tuan sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Tidak."
Kleiner terlalu malas menanggapi pertanyaan dari sang asisten. Kini, ia melanjutkan lagi pekerjaannya.
"Lalu, mengapa Anda bersikap tidak seperti biasanya, Tuan?"
"Hmm, saya sedang tidak dalam suasana hati yang baik, Oscar. Jadi, pergilah sebelum saya berkata-kata kasar!"
Oscar meraih ponselnya dari dalam saku. Ia membuka fitur galeri pada ponselnya lalu mengirimkan sebuah video ke ponsel tuannya.
"Baiklah, saya akan pergi. Namun sebelumnya, silakan Anda periksa pesan yang baru saja saya kirimkan, Tuan!"
Kleiner mengalihkan pandangannya dari layar komputer ke arah Oscar yang baru saja menyimpan kembali ponselnya.
"Apa maksudmu?"
"Silakan Anda buka video yang baru saja saya kirim! Semoga suasana hati Anda membaik setelah melihat video tersebut."
Oscar menundukkan kepala. Ia berbalik dan berjalan menuju pintu ruang kerja pemilik Rutherford Company.
Sesuai dengan jadwal siang ini, Oscar akan pergi meeting menggantikan tuannya dengan relasi bisnis dalam negeri.
**
"Sial! Apa ini?"
Kleiner terbelalak saat dirinya melihat video yang baru saja dikirimkan oleh Oscar.
"Apa yang membuat mereka melakukan hal gila seperti ini?"
Seketika itu juga, Kleiner mengetik pesan singkat untuk Oscar. Hatinya berdegup kencang menahan emosi yang sedang bergejolak di dalam dirinya.
Kleiner : Oscar, siapa yang mengirimkan video itu?
Tidak perlu menunggu lama, Oscar pun segera membalas pesan tuannya.
Oscar : Nona Margareth, Tuan.
Kleiner pun mengerti mengapa Margareth mengirimkan video tersebut. Ia bergegas pergi ruang kerjanya.
**
Ketika malam tiba dan kau hanya seorang diri, apa yang akan kau lakukan? Vyschella menuruni anak tangga dengan perlahan. Ia mengedarkan pandangan melihat-lihat ke sekitarnya.
"Oh, aku baru sadar jika mansion ini sungguh mewah!"
Perasaan kagum dari wanita muda itu terlihat ketika dirinya melihat ukiran pada dinding mansion Kleiner yang tidak ia temui sebelumnya. Kini, ia sudah berada di lantai bawah.
"Apakah kau tidak ingat jalan pulang, Kley? Mengapa hingga kini kau belum kembali?"
Vyschella menatap jam dinding ruang tengah yang menunjukkan pukul sebelas malam waktu setempat. Ia menahan rasa kantuknya karena mengingat pesan Kleiner yang tidak memperbolehkan dirinya tidur sebelum pria itu tidur lebih dulu.
Wanita muda itu pun berjalan menuju ruang tamu dan duduk dengan nyaman di sofa besar bergaya klasik.
"Benar-benar keluarga yang kaya raya! Kau memiliki apapun yang tidak dimiliki oleh keluarga Demougust, Kley!"
Vyschella meraih salah satu majalah paling berpengaruh di duniaーForbesーyang terdapat di atas meja kecil di samping porselen berbentuk wadah oval yang di dalamnya berisikan mutiara-mutiara indah.
"Ah, bukankah ini Kley? Tampan sekali dia!"
Terpampang wajah tuan muda Stonevrustarios di halaman depan majalah Forbes dengan mengenakan jas dan dasi yang serasi. Vyschella terpesona akan pandangan mata khas Elang dan bibir merah muda menggoda milik suaminya.
"Hah? Kleiner Rutherford Stonevrustarios, the number one man of the Forbes 500 and the World's Richest Man."
Vyschella membaca tulisan besar dan tebal pada bagian atas majalah Forbes. Seketika itu juga, ia menyadari bahwa pria yang selama ini berada di sisinya merupakan pria hebat yang diakui oleh dunia.
"Cih! Pantas saja kau begitu sombong, Kley!"
Dengan antusias, Vyschella membolak-balikkan halaman majalah tersebut. Ia membaca setiap kata yang terangkai di majalah itu.
"Sebanyak apapun berita mengenai dirinya, tetapi aku tidak menemukan kisah cintanya dengan Cyra! Apakah ia sengaja menutupinya?"
Tiga puluh menit lamanya, Vyschella membaca majalah di tangannya untuk mengusir rasa kantuk yang sedari tadi telah menyerangnya.
"Oh, aku menyerah! Apakah kau tidak akan pulang, Kley? Ayolah, beritahu aku!"
Vyschella menyandarkan kepalanya di sofa. Tidak lama kemudian, ia pun mulai menutup kedua matanya.
**
Ciitt!
terdengar suara ban mobil berdecit. Kleiner ke luar dari mobil mewah miliknya. Ia tidak pulang bersama dengan sang asisten. Ke mana perginya sang asisten tuan muda Stonevrustarios?
"Selamat malam, Tuan muda!"
Seorang penjaga pintu masuk mansion menyapa dan membukakan pintu untuk tuan muda Stonevrustarios. Kleiner berjalan melewatinya dan kedua matanya terfokus menatap wanita cantik yang tertidur pulas di sofa ruang tamu.
"Dasar bodoh! Bagaimana bisa kau tertidur di sini, Cia?"
Kleiner meraih tubuh sang istri dan menggendongnya perlahan. Ia membawa Vyschella ke kamar mereka.
"Saat tertidur pun wajahmu sangat imut dan menggemaskan, Cia! Kau tidak banyak berubah!"
Tak tak tak!
Dengan susah payah, tibalah Kleiner di lantai atas. Ia membuka pintu ruang tidurnya dan berjalan ke dalam sana.
"Tidurlah, Vyschella Ciara Demougust!"
Kleiner membaringkan tubuh mungil Vyschella di atas ranjang besar. Ia tersenyum dan mendaratkan kecupan selamat malam di kening wanita muda itu.
Tap tap tap!
Kleiner berjalan menuju kamar mandi seraya membuka kemeja yang menutupi tubuh atletisnya. Ia berniat membersihkan dirinya sebelum beranjak tidur.
Byur byur byur!
Suara gemericik air dari kamar mandi tidak membuat Vyschella terbangun. Ia merasakan tubuhnya lelah akibat terlalu keras berlatih di ruang ganti siang tadi.
Brak!
Masih menggunakan jubah mandi berwarna merah maroon, Kleiner keluar dari kamar mandi. Pria seksi itu berjalan menuju jendela seraya meletakkan rokok di sela-sela bibir tebalnya.
Wosh!
Asap tebal pun menggumpal di udara. Air yang masih menetes dari rambutnya membuat Kleiner terlebih lebih menggoda. Jari-jari tangan pria itu menari di atas keypad ponselnya sambil mengoceh seorang diri.
"Angin malam yang begitu dingin. Aku berharap kau memberikanku keturunan, Cia! Lebih cepat akan lebih baik!"
Kleiner menatap pemandangan malam dari dalam kamarnya. Namun, sesekali ia menatap istrinya yang sedang menutup mata menjelajahi alam mimpi. Setelah merasa puas menikmati rokoknya, ia beranjak ke ranjang sambil membuka jubah mandi yang ia kenakan dan tanpa menutup jendela kamarnya.
"Hmm, aroma tubuh ini telah membuatku candu dan selalu mampu membuatku ingin cepat-cepat kembali padanya!"
Kleiner menempelkan indra penciumannya di kulit leher belakang istrinya seraya memeluk tubuh mungil itu dari belakang. Tidak hanya berhenti sampai di leher, pria itu pun menelusuri setiap punggung Vyschella yang masih tertutup gaun tidurnya yang menerawang.
"I need you the most, Cia!"
Tangan kiri Kleiner menyibakkan rambut panjang Vyschella hingga kulit leher wanita itu terlihat sempurna, sedangkan tangan kanannya membuka tali pada gaun tidur yang dikenakan oleh istrinya.
"Mmm ...."
Tidak ada seorang pun yang mampu menahan gejolak yang telah seharian aku tahan ini, Cia! seru Kleiner dalam hati.
"Mmm, aroma vanila ini sangat membuatku ingin menyentuhnya, tetapi dia terlihat lelah! Apakah aku harus menahannya lagi hingga matahari muncul?"
Mau tidak mau, Kleiner Rutherford Stonevrustarios harus menahan keinginannya untuk menyalurkan perasaan yang telah ia tahan sepanjang hari ini. Ia tidak ingin membuat Vyschella merasa tidak nyaman walaupun sebenarnya, ia sangat merasa tidak nyaman pada dirinya sendiri.