Seperti hati yang tersayat, rasa rindu Gibran tetap bersemayam dia memejamkan mata dan menikmati hembusan angin.
"Ah ... buat apa bertahan dan tetap mencintai dia. Ingat, dia tidak pernah peduli. Gibran move on ... sungguh menyakitkan. Nulis lagi ... ayo, semangat" keluhnya yang lalu menghibur diri.
[Jodoh Untuk Kakak.
Perasaan yang berat harus diterima, Hanun pun menerima perjodohannya, dia mengubur dalam-dalam perasaannya kepada Hadi.
[Perasaan akan datang disaat aku nyaman apa aku bisa nyaman dengan pemuda yang bernama Ahmad.]
Hanun menulis itu saat ada di kelas kampus. Melihat Hadi yang sedang fokus, Hanun segera merunduk.
[Hanun berhentilah berharap ke sesuatu yang jelas tidak mungkin untuk kamu raih, ayolah.]
"Mbak Hanun aku dengar Mbak sudah lamaran Ya?" tanya Lila, Hanun mengangguk.