Siang itu Tania pulang dari kantor penerbit and affection naik taksi. Sepanjang perjalanan dia hanya bengong. Pikirannya melayang pada percakapannya dengan Belva beberapa menit yang lalu. Ah, Apakah salah jika dia mengambil keputusan secara sepihak tanpa melibatkan suaminya?
Tania merasa dia sudah memikirkannya matang-matang saat itu. Kesempatan itu tidak akan pernah datang dua kali. Ketika dia sekali saja menolak lamaran dari penerbit affection, maka yang pertama Dia akan malu jika suatu saat nanti mengajukan kembali naskah itu. Sama aja dengan menjilat ludah sendiri kan?
Apalagi jika suatu saat nanti dia ingin menertibkan novelnya yang lain di affection ini, pasti akan langsung ditolak jika sekarang dia membatalkan bukunya untuk terbit di sini. Mungkin saja tania akan di blacklist karena dianggap tidak profesional dan tidak komitmen dengan apa yang sudah diucapkan. Ya, meskipun pimpinan perusahaannya adalah mantan pacarnya sendiri.