"Ayah, Bunda boleh bicara sesuatu?"
Suara Tania berubah begitu lembut. Tangannya masih sibuk mengelus lembut rambut sang suami. Dia mencoba untuk meyakinkan dirinya untuk segera mengatakan itu, dan tidak mau lagi menunda.
"Dari tadi kamu sudah nerocos terus tiada henti Kan sayang? Kenapa baru izin sekarang?"
Ardi masih bisa bersikap santai sambil memainkan kuku-kukunya. Dia memotek kukunya dengan jari telunjuk dan jari jempol. Ardi suka begitu kalau sedang manja-manjaan. Kebiasaan yang aneh memang.
"Ish, bunda sedang bicara serius, Ayah. Kenapa sih nggak bisa diajak bicara serius. Begitu selalu jawabannya. Nyebelin banget sih."
Tania cemberut dan berbicara dengan suara ketus, tetapi tangannya masih saja membelai lembut rambut sang suami. Disitu sawinya hanya tertawa kecil. Istrinya memang super duper berbeda dari wanita lain. Itulah yang membuat Ardi semakin Hari semakin Cinta dan sampai sekarang rasa cinta itu tidak pernah berkurang sama sekali.