Ketika Ardi pergi, Bu Ratih meletakkan buku di atas meja. Kacamatanya yang nangkring di depan mata, serta-merta dilepas juga dan diletakkan di atas buku. Bu Ratih mundur sedikit, lalu menyandarkan bahu serta kepalanya di sandaran sofa. Sejenak, Ibu paruh baya itu memejamkan matanya. Ya, Sebenarnya dia kepikiran dengan semua yang diucapkan oleh ardi. Meskipun dia tidak merestui hubungan antara Ardi dengan Tania, tidak lantas membuat bu Ratih menjadi manusia yang tanpa hati.
Bu Ratih tetap bu Ratih yang dulu. Seorang ibu yang berhati lembut dan sangat menyayangi putranya. Dia juga tidak tega melihat Tania drop dan akhirnya masuk rumah sakit. Tentu saja dia merasa bersalah. Maklum, bu Ratih Juga manusia yang tidak akan tega melihat orang yang pernah dekat dengannya terbaring lemah di rumah sakit.