"Can, Cantika bangun, Can. Can! Bangun!" Arti menepuk-nepuk pipi Cantika dengan panik, lalu dia segera membopong Cantika dan membawanya lari menuju ke UKS.
"Ya Ampun, barbar sekali sih kamu Tan."
"Itu tindakan kriminal, Tania."
"Ya Tuhan, tega sekali sama teman sendiri. Apa sih salah Cantika."
"Bocah ini nggak punya otak apa. Nggak Merasa bersalah lagi. Mana nggak mau nolongin lagi. Lihat tuh, kepalanya sampai berdarah."
Masih banyak lagi celoteh celoteh dari mereka yang kali ini gantian mengerubuti Tania. Santi, sebagai sahabat dekatnya hanya menepuk-nepuk pundaknya, mencoba untuk memberinya penguatan. Santi tahu, Tania adalah tipe ekspresif. Ketika dia merasakan sesuatu, maka dia tunjukkan. Kalau marah, dia tunjukkan kalau dia sedang benar-benar marah. Kalau kecewa, dia tunjukan kalau dia benar-benar kecewa. Namun kali ini, Tania memang sudah kelewatan. Dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.