"Ya... Nggak apa, kamu tidur aja."
"Tapi masih belum ngantuk. Eunggh!"
Nino yang rupanya masih bebal, kejantanannya yang tak ingin terlepas dari pijatan daging lembut di dalam lubang rektrum Arka, kembali bergerak keluar masuk. Kalau sudah terbungkam ciuman panas Nino sebagai pengalihan, Arka tak bisa melakukan apa pun selain hanya bisa menurut.
Duagh duagh duagh
"Kak Arka... Mika jatuh. Lutut Mika berdarah."
Sampai gedoran pintu dengan teriakan keras Mika dari luar ruangan membuat Arka dan Nino kompak berjengkit.
"No, Mika luka!" Dengan panik Arka melepaskan diri, lubangnya yang mencelos saat seketika sesuatu besar yang mengganjal terlepas. "Ishhh..." Meringis kesakitan saat otot-otot tubuhnya yang menegang di paksakan untuk bergerak tiba-tiba.
"Rebahan dulu, sembunyi di balik selimut biar aku yang urusin Mika."
Arka hanya bisa menurut. Sementara mengamati Nino yang menggendong Mika memasuki kamar.