Setelah lewat satu minggu dengan keributan yang setiap menit menggema ke seluruh ruangan. Kali ini berganti seratus delapan puluh derajat. Begitu sunyi, bahkan sampai denting suara sendok garpu yang beradu terdengar begitu nyaring.
Arka dengan raut wajah masamnya nampak mendominasi suasana. Joshua- papa Nino, pria sekaku itu bahkan mendadak peka. Jelas ada yang salah, dan dapat di pastikan jika penyebabnya adalah sang istri.
"Apakah Brian tak akan pulang?"
"Aku sudah menghubunginya. Mungkin sampai habis masa liburan kenaikan kelas. Itu pun jika dia merasa perlu sesuatu."
Donita yang merasa tersindir akibat pembicaraannya dengan sang putra sulung kemaren malam. Secara tak langsung Nino mengatakan jika Brian tak ada sedikit pun minat untuk meluapkan kerinduan terhadapnya alih-alih hanya sebatas keterpaksaan.
Nino yang nampak kecewa dengan maksud tujuan baiknya, kali ini membuat Donita berusaha mengakrabkan diri pada kekasih putranya itu.