Ardan menggerang, tidur nya terusik meski berusaha keras untuk mengabaikan.
Prang
Melemparkan bantalnya, yang malah mengenai botol alkohol yang berserakan di lantai. Menggelinding dan memecah suara makin berisik.
Keadaan yang makin kacau dengan bau menyengat yang memenuhi ruangan. Semenjak saat itu, Ardan melewati malam-malamnya dengan mabuk-mabukan. Usaha mengenyahkan seseorang dari pikirannya, meski sangat sulit saat hatinya yang tak sepakat. Bahkan barang peninggalan orang terkasihnya masih terus melekat di lengannya. Pandangannya yang menoleh pada bagian pembaringan tempat bang Sat biasanya. Sampai aroma khas tubuh pria itu yang mulai hilang, meski Ardan yang terlalu menghapal masih terus bisa merasakan kehadiran bang Sat di sekitarnya.
Clekk
"Kak Ardan."
Sampai pintu terbuka tanpa izin, seorang wanita culas yang kali ini dengan lancangnya masuk ke ruangan pribadinya.
"Ini sudah sangat terlambat, kak... Ayo, segera siap-siap."