Sudahlah, bang Sat yang mengatakan rencana masa depannya penuh dengan keyakinan itu tak lagi bisa tertolong.
Jelas-jelas yang di ucapkan pria itu bukan tentang kehidupan pribadinya, bang Sat masih saja menjadi sosok yang terlalu patuh pada tugas sampai mengabaikan diri.
"Dasar ogeb! Di kira hidup ada masa percobaannya, dimana bisa restrat kapan aja?"
Duar
Bahkan Arka yang terus menggerutu, memasuki kamar dengan tanpa sadar membanting pintu. Membuat Nino yang terlelap seketika saja berjingkit bangun dengan mata merah penuh kekhawatiran.
"Ada apa, sayang?" Sembari celingukan linglung, pasrah saat Arka menimpanya dan tengkurap di atas tubuhnya.
Nino yang menghela napas untuk menormalkan debar jantungnya yang sesaat lalu begitu kencang. Lantas balas memeluk Arka, memberikan usapan di punggung kekasih mungilnya itu.
"Malem-malem gini, kenapa cemberut sih, sayang... Yang tadi kurang?"