"Marahnya udah?" Meski begitu Nino masih tak terpancing nada tinggi Arka.
"No...."
Cuppp
Malah berhasil membuat Arka bungkam, mata mengerjap dengan mulut menganga saat Nino mengecup permukaan bibirnya kilat.
"Kita harus cepet siap-siap buat ke sekolah."
"Nggak usah ngatur!" Suara Arka mendadak tercekat dengan pipinya yang merona. Membuat Nino terkekeh.
"Atau kamu mau kita tetep kayak gini?" Suaranya yang makin memelan menyeruakkan suasana panas di antara mereka. "Dan aku yang bakalan pastiin kamu nggak bisa ngelak lagi. Kalo kejadian kemaren nggak berhasil menancap di ingatan kamu, setidaknya kamu bisa sedikit tenang. Kamu punya aku yang masih menghapal bahkan sampai detailnya."
Arka yang makin terkesiap saat merasakan kedutan yang makin jelas menghantam inti tubuhnya.
"Mau di ulang?"
Dan membuat lubang berkerutnya makin lebar? Huaa...
.
.
.
"Bangsat! Gerbangnya udah tutup lagi."