"Jawab gue! Apa lo mulai suka sama Arka, bang?"
Nino hanya bungkam saat Brian makin membentak. Raut wajahnya yang semakin geram, bibir yang mengatup rapat dengan rahang berdenyut terlihat makin di buat kesal saat sang kakak tak kunjung melegakan hatinya dengan menepis dugaan konyolnya.
Sampai kemarahan membakar habis, bangkit dari tempatnya, mencengkram lingkar leher kaos Nino makin ketat. Sampai menggeram, mendengus kasar dengan niatan buruk yang menyelimuti hati. Berharap napas habis yang mengancam Nino untuk segera buka mulut.
"Gue bilang sekali lagi, apa kebencian lo untuk beralih jadi cinta buat Arka?"
"Iya-"
Deg
Debar jantung Brian sontak berhenti, meninggalkan hantaman keras yang nyaris mematahkan rusuk. Matanya yang memerah merebak, maniknya mengejar keseriusan Nino.
"Bilang kalo gue salah denger-"
"Nggak, nyatanya gue udah suka sama Arka, Bri. Maaf, gue harus jujur."
Lemas, bahkan tubuh Brian nyaris terjatuh jika saja Nino tak lebih dulu merangkul.