Selalu seperti ini, kebahagiaan semu yang terus menjebaknya. Sulit terlepas bahkan di saat terlalu mudah menghadirkan Nino sebagai sosok ilusi untuk pelepasannya.
Rasanya semakin sesak, seolah Nino benar-benar datang untuk nyaris meremukkan tubuhnya dengan pelukan erat. Perpaduan yang sangat dahsyat, makin membuatnya mengejan, otot-otot di sekujurnya kaku, sampai dengan desahan yang lolos dari bibirnya.
"Eungg... Ninnnohh..."
Cahaya masuk lebih banyak menyorot matanya yang terpejam erat. Hentakan langkah kaki yang semakin terdengar jelas, sampai sorakan ceria dari seseorang menghentikan pelepasannya yang sudah sampai di ujung tanduk.
"Door!"