Plakkk
"Sungguh, mama dan papa tak mengerti bagaimana harus mendidik kamu menjadi orang yang benar. Jangan pikir kami mudah untuk di bohongi. Kamu pikir kami terlalu bodoh? Hanya dengan menghilangkan jejak, mengganti pakaian sementara raut wajah kamu tak bisa di tutupi. Kamu mabuk, Ar!"
Sambil menahan diri untuk tak menjatuhkan air matanya yang sudah merebak di pelupuk mata. Arka coba mengangkat pandangannya, dengan menekan bekas tamparan sang mama yang terasa sangat perih di pipinya.
Sungguh, tak mudah untuk coba menguatkan diri setelah sebelumnya Nino berhasil menancapkan tombak tepat menghunus jantungnya. Bahkan tumpuan kakinya sudah bergetar, kondisi yang masih merangsangnya untuk menghilangkan kesadaran dari kenyataan terburuk.