"Gue bener-bener nggak habis pikir sama mereka yang sekelas sama lo. Kayak nggak ada pilihan yang lebih aja. Lagian tumben banget pak Anton salah pilih yang terbaik buat kelasnya."
"Jadi menurut kakak, gue pilihan yang nggak tepat, gitu?"
"Lebih tepatnya, lo bukan sosok yang pantes."
.... Heran aja, kenapa bisa Melisa punya adek kayak lo. Udah nggak bisa di atur, suka semaunya, dan lebih parahnya lagi nggak tau malu buat ngebanggain diri punya pacar preman mesum yang nggak segen ngerendahin lo di depan umum!"
Brakkk
"Bangsat! Jaga ucapan lo, ya!" Arka sudah tak bisa mentolerir saat mulut Nino makin pedas membalasnya.
Bangkit dari tempatnya dengan di balut emosi, sampai menggulingkan kursi yang tendangnya begitu keras. Memberikan peringatan, tak segan menunjuk Nino secara tak sopan.
"Gue nggak suka di banding-bandingin. Lo masih nggak kenal gue. Bahkan lo nggak seharusnya mempertanyakan mereka yang udah terlanjur pilih gue,"