Namun ternyata sapaan basa-basinya tak di gubris oleh gadis itu.
Sayangnya Arka bukan tipe yang mudah menyerah, dengan cepat mengambil topik pembicaraan lain meski pun dengan pertanyaan konyol.
"Lagi apa?"
Dan untungnya Dinda tak punya sifat begajulan sepertinya. Bisa kena mental kalau sampai gadis itu sampai mengumpatnya kasar seperti yang sering kali keluar dari bibirnya, seperti contoh paling sederhana. "Mata lo buta? Nggak bisa liat kalo gue lagi sibuk untuk sekedar nanggepin lo yang nggak penting."
"Baca novel. Tapi aku udah nggak tertarik lagi dengan jalan ceritanya. Mudah ketebak, dan kebahagiaan yang tertulis di bagian akhirnya sudah terlalu mengada-ngada, seperti tak sesuai realita hidup yang hambar."
Tapi ternyata Arka lebih merasa sedih sewaktu Dinda memberikan alasannya. Bahkan untuk mengkhayalkan kebahagiaan, gadis itu tak mampu?
Sampai Arka yang ingin terus menyemangati semangat hidup Dinda yang naik turun.