"Dia nyentuh lo pakek paksaan?"
Ruben yang memang bersikap frontal, namun bukan sepenuhnya disebut sebagai pemaksa jika Arka sendiri tau cara menolak supaya tak melebihi batas yang ditentukannya.
"Nggak juga."
"Trus lo mau-mauan di sentuh sama dia sampek segitunya?" tekan Nino dengan tatapan tajamnya yang terfokus pada bekas kemerahan di bawah telinga milik Arka yang masih begitu jelas. Sangat meyakini jika itu adalah kissmark yang baru. Dan entah mengapa, tubuhnya terasa sangat terbakar, panas. Ia tak mengerti alasannya, yang pastinya Nino tak suka dengan sikap Arka yang terlihat sangat murahan. Terlebih dengan kejadian yang sampai saat ini melekat di benaknya, Arka yang pasrah di kungkungan pria yang nampak bergairah seks tinggi.
Sementara Arka yang menangkap niatan Nino mengintrogasinya. Apalagi jika bukan karena jiwa sempurna yang di perparah dengan pengaturannya?