Arka muak, saat sifat yang sudah terlanjur terbuka di depan matanya itu masih saja terus berusaha untuk kembali menipunya.
Ruben datang kembali keesokan harinya. Menunggu di depan gerbang bahkan mulai dari Arka yang baru saja membuka mata sembabnya.
Sungguh, remaja itu tak sedang menanti saat tujuan awalnya adalah mengintip suasana luar di balik tirai. Arka tak juga berharap pria itu meminta maaf dan memohon kedekatan awal mereka kembali. Saat ini, Arka mencoba untuk tak lebih peduli di balik pemikirannya yang masih terbelit seputar dua jalan yang harus di pihaknya.
Bergerak lamban, berharap persiapan lamanya membuat Ruben jengah dan segera pergi dari sana. Namun saat tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan nomor asing yang tanpa sengaja di hapalnya. Rentetan bentuk ancaman untuk menjadi penyebabnya yang bisa saja di keluarkan dari sekolah, sementara pesan baru berupa banyak foto yang mengabadikan kedekatan seorang pria dewasa dengan gadis yang begitu jelita dengan dress pendeknya.