"Iya, di usia kita sekarang ini, bercinta satu bulan sekali sama sudah sangat cukup."
"Usia memang menjadi tolak ukurnya."
"Benar sekali, terlebih dengan masalah tulang dan sendi. Aku bisa sampai frustasi merasakannya."
"Ini rahasia yang sebenarnya cukup memalukan untuk di katakan. Jujur saja, suami ku rasanya sudah tak seperkasa dulu."
"Apa?! Ngenes sekali. Bahkan nasib kita pun sama."
"Huuuhu... Rasanya aku ingin menangis. Jika bisa, aku ingin sekali kembali muda seperti dulu. Penuh dengan gelora cinta."
Arka yang berada di tengah-tengah empat orang ibu-ibu itu. Awalnya perbincangan biasa yang di selingi gelak tawa, hanya saja setelah semakin lama, rasanya telinganya sudah tak lagi bisa mentolerir mereka yang malah keluh kesah persoalan ranjang.
"Katakan pada ku, bagaimana dengan kekasih pria mu itu, nak. Apa dia masih begitu perkasa?"
"Hei, kenapa masih mempertanyakannya? Apa mata mu tak cukup melihat tubuhnya yang atletis? Tubuh tinggi dengan wajah rupawan."