"Kita putuskan saja hubungan ini, kamu bisa hidup lebih bebas. Karena demi apa pun, aku sudah tak ingin mengakui mu lagi sebagai darah daging ku."
"Bukankah sudah seperti itu sejak awal?"
Seorang pria yang menyerobot masuk menimpali jawaban Meta dengan begitu sengit. "Dengan kasus ini, kenapa tiba-tiba anda belagak sebagai seorang ibu yang terlalu kecewa pada anaknya yang memilih jalan yang salah? Lebih dari itu, bukankah sejak awal anda memang tak terlalu mencintai tuan saya? Di anggap terlalu banyak kekurangan, dari harapan anda yang terlalu tinggi. Jujur saja, anda menggunakan kesempatan ini hanya untuk tak terlalu merasa bersalah pada sikap anda yang tak adil, kan?"
Seketika semua orang yang ada dalam ruangan menoleh pada seorang pria dengan tampilan yang penuh wibawa. Sorot mata tajam dengan raut wajah tegas, dalam hitungan detik langsung mengintimidasi.
"Bang Sat?" Arka terkesiap saat merasa kehadiran pria itu tak tepat.
