"Apa?" Pipi Arka otomatis bersemu.
"Setelah lulus nanti, aku bakalan kerja di perusahaan orangtua ku sambil kuliah. Aku mau ngumpulin uang sebanyak mungkin. Aku mau ngikutin jejak bang Ruben, mana tau bisa tetanggaan sama mereka kan?"
Yang tersusun dengan garis besar yang begitu matang. Arka yang mati-matian menahan gengsinya pun salah tingkah juga. Senyumnya terulas begitu lebar yang kemudian memberikan kekasihnya itu ciuman singkat.
"Mau kemana?"
Sampai Nino yang berharap ada sesi lanjutan pun harus menelan bulat-bulat khayalannya yang kadung membumbung, Arka melepaskan diri.
"Ya kerja, lah!"
"Aku pikir kamu udah ngundurin diri."
"Kata siapa?"
"Hampir tiga minggu bolos, emangnya masih boleh balik kerja?"
"Siapa yang berani ngelarang? Kalo boss nya aja nggak berani berkutik, gue punya bang Sat sebagai tameng, No..."
"Jangan bilang, kalo-"
Arka yang langsung memenggal ucapan Nino. "Seenggaknya, gue yang nggak mau rugi karna dia nyaris bikin gue buntung."