"Ya, emang sayang banget nggak kemaren bukan hari keberuntungan gue buat liat kecantikan lo."
Ruben yang menjeda ucapannya, membuat Arka terperangah saat merasakan tubuhnya di sentak, semakin merapat tanpa sela. Posisinya yang sampai melenting dengan telapak tangan menekan dada yang begitu keras milik Ruben. Yang masih di kejutkan dengan kecupan singkat di bibirnya.
... Emang nggak bisa ngembaliin waktu. Di bandingkan berharap esok hari terulang, gue tipe orang yang lebih suka manfaatin sesuatu semaksimal mungkin yang udah ada. Contohnya, buat makin nggak karuan tampilan berantakan lo sekarang, sayang."
Dan Arka yang hanya pasrah sewaktu Ruben menghentikan pergerakan lift pribadi. Merasakan tubuhnya yang menghantam sisi dingin pembatas bilik dengan kungkungan pria dewasa itu yang langsung menghilangkan pandangannya secara penuh.