"Kyaa..."
Tak mengerti apa yang di simpulkan dari diskusi keempat wanita yang sampai membuat mereka begitu kegirangan. Seperti ada yang salah, harusnya mereka marah karena Arka yang nyaris menghabiskan isi wewangian itu, kan?
Dan malah menawarinya yang lain.
"Eh, Arka nggak mau coba pakek bedak juga?"
"Gincu-gincu?"
"Supaya lengkungan kelopak mata lo yang cantik itu semakin terlihat jelas, mau coba pakek eyeliner?"
"Blush on, merah semu manja?"
Dan Arka yang kebingungan saat keempat wanita yang saling bersahutan itu perlahan malah makin menyudutkan posisi berdiri.
Menghentakkan kaki dan mengibaskan kedua tangan layaknya mengusir lalat.
"Kalian nyindir wajah tampang gue butek sampek perlu poles sana-sini, ya?"
"Eh-eh! Nggak kok Ar, lo jangan salah paham. Kita nggak lagi maksa, lo. Cuman, ya... Bisa tampil semaksimal mungkin buat nyenengin orang lain, nggak ada salahnya, kan?"