"Ar, rasanya nggak puas banget kalo nuntasinnya sendiri. Boleh request jadiin lo penonton gue, nggak?"
Ruben keluar dari kamar mandi, beberapa kali mendesis lirih, langkahnya sedikit sulit berjalan saat miliknya masih begitu mengganjal. Percobaan gagal, lengannya pegal. Bahkan kejantanannya sudah begitu keriput dengan warna yang semakin memucat, terlalu lama di remas dengan sabun sebagai pelicin.
... Lagian lo belum tidur, kan?" Lanjutnya saat mendapati Arka yang masih bersandar di kepala ranjang.
Senyumnya makin melebar, lidahnya menjulur membasahi bibir dan siaga menerkam Arka ke dalam kungkungannya.
Hampir saja dapat merasakan aroma tubuh khas yang begitu menggiurkan, perpaduan dari hangatnya Arka karena sengatan matahari. Meleburkan keringat mereka menjadi satu, bergumul di atas ranjang yang akhir-akhir ini begitu terasa dingin. Kalau saja gerakan Arka tak mendahuluinya.