Cklek.
Rendy menghela nafas lega saat pintu rumah Kinar terbuka perlahan. Rendy berharap yang keluar dari sana adalah Kinar, namun sayang sekali.
Selepas kepergian gadis itu, Rendy merasa kalut, dia merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, meski dia tidak yakin apa itu.
Rendy ingin meminta maaf karna mungkin ucapannya tempo hari telah melukai perasaan Kinar. Ia takut jika Kinar akan benar-benar pergi. Juga, mungkin saja gadis itu akan membencinya nanti.
"Rendy?"
Rendy meghela nafas berat saat Wahyu berdiri dengan ekspresi datar di hadapannya.
"Kinar ada Bang?"
"Kinar? Dia pergi."
"Pergi? Ke mana?"
Wahyu tersenyum sinis lalu kembali menatap Rendy datar. Rasanya ingin sekali pria itu memberikan sebuah pukulan di wajah Rendy, tapi Kinar tidak akan suka itu.
"Lo suka kopi?" ucap Wahyu pelan.
"Hm?"
"Di deket sini ada kedai kopi yang lumayan. Mau ngopi bentar?" tawar Wahyu.
***