"Hah? Apa Mel? Seriusan?"
Melati langsung menutup telinganya dengan kedua tangannya saat mendengar suara Elang yang menggelegar memenuhi ruang kerja pria itu.
"Jangan teriak, Lang! Kasihanilah telingaku!" protes Melati.
Elang mengabaikan ucapan Melati, dan tetap berfokus pada apa yang Melati utarakan barusan.
"Ya aku minta keringanan sama kamu. Itu kalau kamu izinkan." ucap Melati malu-malu.
"Gak usah dibikin ribet! Buat calon Kakak ipar, kita bikin gampang aja! Lo pasti gak mau sisa utang lo dibayarin Bang Sam, lo juga gak mau kalau kontrak diakhiri begitu saja karena merasa gak bertanggung jawab, jadi kita bikin kesepakatan lain!"
"Oke, apa?" tanya Melati dengan penuh antusias.
Elang menutup laptopnya dan berjalan menghampiri Melati. Ia lalu duduk berhadapan dengan gadis itu.