Elang tersenyum miris melihat amplop warna putih di tangannya. Ia lalu mendongak menatap Nhola yang berdiri dengan gelisah di depan meja kerjanya.
"Ini apa?" tanya Elang meski ia tahu benar apa isi dari amplop tersebut.
"Surat pengunduran diri." jawab Nhola pelan.
"Kenapa? Lo mau mau nikah? Makanya berhenti kerja? Gitu? Laki lo gak ngebolehin lo kerja di sini? Apa gimana?"
Nhola menghela napas panjang lalu menggeleng pelan. Bukan itu yang terjadi.
Nhola hanya merasa tidak enak dan berat jika harus terus bertemu Elang. Ia tahu betapa terlukanya Elang karenanya.
"Jadi, apa alasannya?" Elang menatap tajam manik mata Nhola.
"Aku gak mau bikin kamu tambah sakit setiap kali lihat aku, Lang!"
Elang tertawa sinis. Nhola memang gadis yang baik, jadi bukan hal aneh jika gadis itu bisa berpikiran seperti itu.