Ucapan kasar nan tajam memang membuat kepikiran terus-menerus, walaupun Alisa sudah berusaha untuk menghilangkannya dari dalam pikiran. Entah benar atau salah, perkataan Bu Angel menyakitkan baginya.
"Harusnya aku sebagai menantu, harus rajin dalam hal mengurus rumah dan suamiku. Benar kata Bu Angel, aku hanyalah wanita pemalas." Alisa tersenyum kecut sambil menampar-nampar seprai tempat tidur.
"Harusnya Saga bukan menikah denganku, tapi dengan Reva saja. Dan, ucapan Bu Angel juga betul. Wanita itu lebih segalanya ketimbang aku. Reva cantik, pintar, kaya, mapan, dan segala-galanya. Terlahir dari bibit, bebet, dan bobot yang jelas." Alisa membandingkan dirinya sendiri dengan Reva.
Alisa menumpahkan segala rasa kecewa di hatinya saat ini. Ia meremas-remas seprai itu sampai bentuknya sedikit acak-acakan. Air matanya kembali jatuh lagi. Tak kuasa menahan rasa sakit yang harus ia tanggung sendiri.