Sepasang suami istri itu kini sudah berada di depan pusara Reva. Alisa seketika menangis deras dan bersimpuh di depan. Mengingat waktu dulu, saat dirinya dan Reva bertengkar hebat karena ingin merebut Saga darinya. Semua kejadian waktu dulu akan selalu Alisa ingat.
"Sayang, kenapa kau menangis seperti itu? Bukankah Reva pernah menyakiti kita berdua?"
"Jangan seperti itu, Sayang. Dia sudah tiada. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya di sana. Kita pun sudah memaafkannya, kan?" Alisa menyeka air matanya.
"Iya, Sayang. Kau memang wanita yang berhati baik. Kau tak pernah menyimpan dendam pada Reva." Saga tersenyum senang ke arah sang istri. Ia mengusap pelan punggung tangan Alisa dan mengecupnya singkat.
Wanita yang kini sudah menjadi istri Saga itu, tampak menyeka air di kedua sudut matanya. Setelah sudah berkunjung ke makam Reva, mereka berdua akan segera pulang dari sini.