Bekerja setiap hari, memang sudah menjadi kebiasaan bagi Agam. Pria itu menjalaninya dengan ikhlas, walaupun sering kali merasa lelah. Namun, ia melakukan semua ini untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yang hanya tinggal sebatang kara.
Tetap bekerja sebagai seorang bartender di sebuah bar yang tak jauh dari jarak rumahnya. Pria itu selalu semangat, walaupun hatinya kini sedang rapuh. Setiap hari, Agam selalu saja memikirkan Reva di sel tahanan. Masa hukuman yang panjang, membuat dirinya hilang harapan untuk bisa hidup bersama dengan Reva.
Akankah suatu saat nanti ia bisa mempertahankan rasa cintanya pada Reva? Ataukah dirinya berpaling pada wanita lain karena sudah cukup lelah menunggu Reva? Agam pun tampak bingung.
"Gam, kau melamun terus dari tadi? Lagi memikirkan Reva, ya?" tanya salah satu teman kerja Agam.
"Iya. Aku sedang memikirkannya di penjara. Aku tak tega melihat keadaannya sekarang."